Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

InaRI Expo 2022, Audit Teknologi, dan Empati yang Melahirkan Inovasi

9 November 2022   11:49 Diperbarui: 9 November 2022   11:58 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni dalam diskusi panel tentang peran audit teknologi di InaRI Expo 2022 pada 28 Oktober 2022 (Foto Setiyo) 

Dalam benak kita, riset dan inovasi hanya berhubungan dengan sesuatu yang rumit atau kecanggihan teknologi. Ternyata, riset dan inovasi tidak bisa dipisahkan dari logika dan bisa bermula dari sebuah empati.

Kesimpulan itu saya dapatkan ketika mengikuti diskusi panel bertajuk "Peran Audit Teknologi Untuk Memperkuat Inovasi dan Daya Saing Bangsa," pada Jumat, 28 Oktober 2022. Diskusi panel tersebut mengawali hari kedua acara Indonesia Research & Innovation Expo 2022 (InaRI Expo 2022) di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Sebagai informasi, InaRI Expo 2022 digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai wadah untuk menampilkan berbagai keberhasilan riset dan inovasi karya anak bangsa.

Menjadi pembicara kunci dalam diskusi panel tersebut, Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni menegaskan bahwa setiap auditor teknologi harus punya cukup keseimbangan antara logika dan empati.

"Dengan empati, kita akan berjuang mencari cara untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat," ujar Tri Mumpuni yang mendapat julukan "Perempuan Listrik".

Dari penjelasan peraih penghargaan Magsaysay Awards 2012 ini, saya mengetahui adanya beberapa level empati. Level empati misalnya dimulai dari membantu orang yang kesusahan atau berduka, tidak menipu orang karena kita tidak ingin ditipu orang lain, hingga berjuang dan mencari cara saat melihat permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Tri Mumpuni pun menyisipkan pesan mulia, "Sebagai inventor Anda melihat ada desa yang masih gelap gulita, tidak ada air bersih, dan banyak anak tidak sekolah. Dengan empati, Anda tidak hanya merasa kasihan, tetapi Anda berjuang mencari cara dan upaya seperti membuat proposal, mencari CSR, atau merancang APBN yang mampu meng-addres isu-isu yang belum dinikmati oleh rakyat."

Audit teknologi, terangnya, merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek). "Kebijakan untuk mengawasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan riset dan inovasi memang seharusnya kita kerjakan dengan baik," tegasnya.

Beberapa hal menarik juga disampaikan oleh Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian. Ia mengungkapkan, pemerintah menghadirkan Undang-Undang Sisnas Iptek sebagai upaya mendorong lebih cepat lahirnya inovasi. Harapannya penyelenggaraan Iptek bukan semata untuk Iptek, tetapi untuk mendukung pembangunan nasional.

Untuk itu, imbuhnya, kebermanfaatan inovasi harus diarahkan pada penguatan industri nasional dan munculnya usaha-usaha baru berbasis inovasi. Kekuatan inovasi dan industri ini akan mampu menunjang pertumbuhan ekonomi.

"BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset milik pemerintah perlu mendorong sesegera mungkin kelancaran dan pemanfaatan audit teknologi. Melalui kegiatan audit teknologi dapat diketahui status aset teknologi dari sumber dan adopter-nya untuk dapat dipetakan secara rinci sehingga proses link and match dapat lebih terukur," tuturnya.

Melalui diskusi panel ini, Hendrian berharap terjalin komunikasi sejak dini antara regulator, auditor teknologi dan pengelola obyek teknologi yaitu industri agar pelaksanaan audit teknologi tepat sasaran.

Menjawab Tantangan dengan Riset dan Inovasi 

Masih hangat dalam ingatan kita, peristiwa melonjaknya pasien Covid-19 pada masa pandemi yang menyebabkan kebutuhan alat kesehatan di rumah-rumah sakit meningkat. Permasalahan ini mendorong beberapa Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK) yang sekarang tergabung dalam BRIN untuk mengembangkan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan tersebut.

BRIN mengembangkan Smart Innovated Ventilator Indonesia (SIVENESIA) (Foto Setiyo)
BRIN mengembangkan Smart Innovated Ventilator Indonesia (SIVENESIA) (Foto Setiyo)
Sebagai contoh, BRIN melalui Pusat Riset Elektronika dan Telekomunikasi mengembangkan Smart Innovated Ventilator Indonesia (SIVENESIA). Ventilator ini terbilang canggih karena menggunakan dua mode operasi yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan BiPAP (Bilevel Positive Airway Pressure).

Hebatnya, SIVENESIA telah mendapatkan sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK). BRIN juga bermitra dengan PT Tesena Inovindo untuk komersialisasi ventilator SIVENESIA.

Ventilator SINEVESIA merupakan salah satu inovasi yang dipamerkan di InaRI Expo 2022. Mengusung tema "Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi," InaRI Expo 2022 menjadi ruang ekspresi dan apresiasi bagi para periset, inovator, dan inventor yang telah memberi kontribusi bagi masyarakat dan negara.

Nah, untuk mendukung kedaulatan pangan, Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN memamerkan berbagai produk olahan ikan dan rumput laut seperti yoghurt, agar rumput laut, cemilan, nori, dan lain-lain. Produk-produk tersebut rata-rata telah diproduksi oleh UMKM.

Agar hasil penelitian tidak hanya menumpuk di laci, komersialisasi hasil-hasil penelitian para perisetnya menjadi perhatian BRIN. Salah satunya melalui pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) atau kita lebih mengenalnya dengan nama Startup. Produk-produk inovasi dari Startup BRIN -- PPBR yang canggih dan keren pun dipamerkan di InaRI Expo 2022.

Jalasangkuriang, misalnya, solusi teknologi yang dikembangkan Locusta-IOT ini bertujuan membantu proses budidaya ikan pada tahap pemijahan dan perbenihan yang membutuhkan kondisi tertentu. Perangkat ini mengontrol suhu dan kadar oksigen pada kolam budidaya secara realtime melalui sensor  dan actuator berbasis internet of things (IoT). Canggih kan!

Jalasangkuriang, salah satu startup yang mendapat pendanaan Perusahaan Pemulia Berbasis Riset (PPBR) dari BRIN (Foto Setiyo)
Jalasangkuriang, salah satu startup yang mendapat pendanaan Perusahaan Pemulia Berbasis Riset (PPBR) dari BRIN (Foto Setiyo)
Karena penasaran, saya berbincang dengan Pinky dari Locusta-IoT. Dengan ramah, mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan bahwa Jalasangkuriang bisa meningkatkan produktivitas komoditi perikanan.

"Alat ini cocok untuk komoditi perikanan dengan nilai ekonomi tinggi dan susah dipijahkan," tuturnya. Jalasangkuriang ini, lanjutnya, mendapatkan pendanaan PPBR dari BRIN senilai Rp 300 juta.

Startup BRIN -- PPBR lainnya adalah pelet komplit Slemanfeed yang merupakan kolaborasi antara BRIN dengan PT Juli Sapi Domba Oke dan telah mendapatkan lisensi paten granted. Humas PT Juli Sapi Domba Oke, Gatot Nursinggih mengatakan pelet ini merupakan konsentrat plus mineral nutrient yang terbuat dari daun singkong, daun gamal, dan rumput gajah.

Dengan gaya yang akrab, Singgih menjelaskan bahwa pelet ini dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan lahan untuk peternakan terutama di perkotaan. Selain ternak jadi cepat gemuk, kotoran ternak yang mengonsumsi pelet ini tidak bau sehingga peternak tidak dikomplain tetangga.

Keberadaan pelet ini diharapkan bisa menarik generasi milenial untuk jadi peternak. Selain praktis, peternak milenial tidak perlu repot mencari rumput atau dedaunan untuk pakan ternak. "Istilahnya Ngarit free," kata Gatot sambil terkekeh.

Invensi Talenta Muda 

Generasi zaman now ternyata tidak hanya betah main game online atau ber-medsos ria. Persoalan yang ada di tengah masyarakat menggugah empati generasi muda hingga melahirkan invensi dan inovasi.

Hal itu terlihat dari booth InaRI Expo 2022 yang menampilkan karya para finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) dan National Young Inventors Award (NYIA) yang digelar BRIN. Melihat hasil penelitian dan invensi talenta muda, saya merasakan hembusan angin segar bergeliatnya ekosistem riset dan inovasi di Indonesia.

Beredarnya tahu yang mengandung pewarna tekstil atau Metanil Yellow mendorong Qonitat Maimanah dan Alodia Putri Kaira, siswa SMA BIAS Yogyakarta untuk mendesain alat pendeteksi Metanil Yellow pada tahu berbasis arduino.

Alodia dengan cekatan menjelaskan cara mendeteksinya dengan menyemprot tahu menggunakan soda kue kemudian dimasukkan ke dalam alat. Setelah itu  pencet tombol on/off, selang 10 menit sensor akan memberi hasil pada lampu indikator. Warna hijau berarti aman, warna merah berarti berbahaya.

Ia berharap alat ini bisa mempermudah masyarakat mengenali pewarna tahu yang berbahaya. Karena itulah mereka tertarik untuk berkontribusi memecahkan berbagai persoalan di tengah masyarakat. "Saat usia masih muda adalah waktunya berkarya untuk membantu Indonesia maju," tegas Alodia.

Malani dan Grace dari SMA AVEROS Papua Barat saat menjelaskan perangkat ART Papua kepada pengunjung InaRI Expo 2022. (Foto Setiyo)
Malani dan Grace dari SMA AVEROS Papua Barat saat menjelaskan perangkat ART Papua kepada pengunjung InaRI Expo 2022. (Foto Setiyo)

Persoalan minimnya jumlah dokter spesialis anak di Papua Barat melatar belakangi dua pelajar dari SMA AVEROS Papua Barat untuk mengembangkan perangkat canggih bernama ART Papua. Kedua siswa tersebut adalah Malani Adri Komul dan Grace Anastasia Tiku Limbu.

Grace mengungkapkan perangkat ART Papua dibuat untuk membantu setiap keluarga agar bisa melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara mandiri. "Perangkat ART Papua dilengkapi beberapa sensor untuk memeriksa tanda-tanda vital seperti suhu tubuh, kadar oksigen, dan denyut nadi," tuturnya.

Hasil pemeriksaan berupa rekam medik akan tersimpan pada perangkat web service ART Papua yang telah mereka kembangkan. Rekam medik tersebut bisa dianalisa oleh dokter spesialis anak dari tempat lain.

Saya pun berkeliling melihat invensi lain dari finalis NYIA yang tak kalah menarik. Diantaranya: deterjen ramah lingkungan, tas kantong organik dari limbah Talas Bogor, rumah kepiting berbasis IoT, purwarupa pintar untuk budidaya mikroalga, dan lain-lain.

Hasil penelitian para finalis LKIR juga menarik perhatian seperti pengaruh K-Pop bagi self-harm fighter pada remaja, pasta gigi nano hidroksiapatit tulang sapi (Pagi Nongki), pengaruh penggunaan QRIS terhadap pendapatan pedagang kaki lima, hingga eksistensi pawang hujan di tengah masyarakat modern.

Robot penari Cruzr dari Artificial Intelligence Center Indonesia (AICI) FMIPA UI menarik perhatian pengunjung InaRI Expo 2022. (Foto  Setiyo)
Robot penari Cruzr dari Artificial Intelligence Center Indonesia (AICI) FMIPA UI menarik perhatian pengunjung InaRI Expo 2022. (Foto  Setiyo)

Tak mau ketinggalan, berbagai universitas di Indonesia juga menampilkan hasil inovasinya di InaRI Expo 2022. Misalnya: Universitas Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Universitas, Universitas Pertahanan Indonesia, Universitas Hasanuddin, Politeknik Negeri Media Kreatif, Universitas Negeri Malang, dan lain-lain.

Hadirnya robot yang bisa menari menyedot perhatian pengunjung InaRI Expo 2022. Robot bernama Cruzr ini telah diprogram oleh Artificial Intelligence Center Indonesia (AICI) FMIPA Universitas Indonesia untuk melakukan berbagai gerakan dan tarian. AICI merupakan lembaga yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia di bidang artificial intelligence (AI).

Kegiatan InaRI Expo juga dimeriahkan berbagai kegiatan seperti seminar, business gathering, product presentation, workshop, talkshow, klinik konsultasi, Halal Tech Expo 2022, ASEAN India Start Up Festival 2022, Zona G20, dan sebagainya.

Meskipun seharian mengelilingi beragam booth dan acara di gelaran InaRI Expo 2022, namun rasa lelah terlunaskan karena saya mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan baru seputar riset dan inovasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun