Melalui diskusi panel ini, Hendrian berharap terjalin komunikasi sejak dini antara regulator, auditor teknologi dan pengelola obyek teknologi yaitu industri agar pelaksanaan audit teknologi tepat sasaran.
Menjawab Tantangan dengan Riset dan InovasiÂ
Masih hangat dalam ingatan kita, peristiwa melonjaknya pasien Covid-19 pada masa pandemi yang menyebabkan kebutuhan alat kesehatan di rumah-rumah sakit meningkat. Permasalahan ini mendorong beberapa Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK) yang sekarang tergabung dalam BRIN untuk mengembangkan berbagai inovasi untuk memenuhi kebutuhan alat kesehatan tersebut.
Sebagai contoh, BRIN melalui Pusat Riset Elektronika dan Telekomunikasi mengembangkan Smart Innovated Ventilator Indonesia (SIVENESIA). Ventilator ini terbilang canggih karena menggunakan dua mode operasi yaitu CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan BiPAP (Bilevel Positive Airway Pressure).
Hebatnya, SIVENESIA telah mendapatkan sertifikasi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK). BRIN juga bermitra dengan PT Tesena Inovindo untuk komersialisasi ventilator SIVENESIA.
Ventilator SINEVESIA merupakan salah satu inovasi yang dipamerkan di InaRI Expo 2022. Mengusung tema "Digital, Blue, & Green Economy: Riset dan Inovasi untuk Kedaulatan Pangan dan Energi," InaRI Expo 2022 menjadi ruang ekspresi dan apresiasi bagi para periset, inovator, dan inventor yang telah memberi kontribusi bagi masyarakat dan negara.
Nah, untuk mendukung kedaulatan pangan, Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Organisasi Riset Kebumian dan Maritim BRIN memamerkan berbagai produk olahan ikan dan rumput laut seperti yoghurt, agar rumput laut, cemilan, nori, dan lain-lain. Produk-produk tersebut rata-rata telah diproduksi oleh UMKM.
Agar hasil penelitian tidak hanya menumpuk di laci, komersialisasi hasil-hasil penelitian para perisetnya menjadi perhatian BRIN. Salah satunya melalui pendanaan Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) atau kita lebih mengenalnya dengan nama Startup. Produk-produk inovasi dari Startup BRIN -- PPBR yang canggih dan keren pun dipamerkan di InaRI Expo 2022.
Jalasangkuriang, misalnya, solusi teknologi yang dikembangkan Locusta-IOT ini bertujuan membantu proses budidaya ikan pada tahap pemijahan dan perbenihan yang membutuhkan kondisi tertentu. Perangkat ini mengontrol suhu dan kadar oksigen pada kolam budidaya secara realtime melalui sensor  dan actuator berbasis internet of things (IoT). Canggih kan!
Karena penasaran, saya berbincang dengan Pinky dari Locusta-IoT. Dengan ramah, mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menjelaskan bahwa Jalasangkuriang bisa meningkatkan produktivitas komoditi perikanan.
"Alat ini cocok untuk komoditi perikanan dengan nilai ekonomi tinggi dan susah dipijahkan," tuturnya. Jalasangkuriang ini, lanjutnya, mendapatkan pendanaan PPBR dari BRIN senilai Rp 300 juta.