Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bukan Stasiun 1000 Lantai

5 Juni 2022   20:55 Diperbarui: 5 Juni 2022   20:59 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bukan Stasiun 1000 Lantai (Ilustrasi Sita)

"Aku mau menikah denganmu, namun ada satu syarat: buatkan aku stasiun dengan lima lantai dalam waktu semalam."

Bandung Bogowonto terkejut mendengar permintaan Roro Muria.

"Kamu nggak sanggup? Itu sudah aku korting abisss lho. Tadinya aku mau minta dibuatkan stasiun dengan seribu lantai," kata Roro Muria sambil tersenyum.

Tak mau diremehkan oleh gadis pujaan hatinya, Bogowonto langsung menyanggupinya. Di Negeri Entah Jelantah ini, siapa tak kenal dengan kesaktian Bandung Bogowonto, batinnya.

"Nah gitu dong. Itu namanya ksatria baja rel eh baja hitam. Jangan lupa dilengkapi dengan fasilitas yang memadai biar stasiunnya aman dan nyaman," kata Roro Muria.

Setelah Roro Muria berlalu, Bogowonto langsung menghubungi para jin yang memiliki pengalaman sebagai arsitek, kontraktor, pengembang, mandor tukang, kenek, dan sebagainya. Tak lupa ia mengontak pemilik Warteg langganannya untuk menyediakan konsumsi.

Pada malam yang telah ditentukan, proyek pembangunan stasiun dikebut. Roro Muria mengutus asisten pribadinya untuk mengawasi.

Sementara ia memilih bobok cantik di apartemennya tak jauh dari lokasi stasiun yang sedang dibangun. Roro Muria bermimpi nantinya apartemen tersebut bisa terintegrasi dengan stasiun.

Menjelang subuh, bangunan stasiun lima lantai mulai berdiri dengan megahnya. Bogowonto tersenyum puas. Tak lama lagi, ia bisa bersanding dengan si cantik demplon Roro Muria.

Keesokan harinya, Bogowonto dengan memakai jas dan celana panjang tentunya, menunggu kehadiran Roro Muria. Ia yakin Roro Muria akan terpesona melihat stasiun lima lantai yang berhasil dibangunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun