Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Menanam Cabai di Sela Gigi

6 Januari 2017   14:05 Diperbarui: 4 April 2017   17:41 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cabai (sumber kompas.com)

Menanam Cabai di Sela Gigi
Puisi Setiyo Bardono

Biji cabai di sela gigi,
merusak tawa yang berderai.

Katamu: ini cara praktis bercocok tanam.
Aku tak punya sejengkal lahan.

Kataku: semoga lekas panen raya,
agar normal kembali harga-harga.

Seketika kulihat mulut-mulut mengangga,
tunas-tunas cabai bersemi di giginya.

Depok, 5/1/2017
-----------------------

Cabai

Puisi Setiyo Bardono

Meskipun harganya melambung tinggi, cabai keriting tak sempat ke salon untuk bersolek atau rebonding.

Meskipun harganya meroket ke langit, cabai rawit tak tenang dikejar tagihan kredit.

Meskipun penghasilannya naik berlipat, cabai-cabai lupa mengirim kabar gembira pada orang tuanya, petani cabai di desa.

Depok, 6/1/2017
-----------------------

Balado Ikan Cabai Merah
Puisi Setiyo Bardono

Berbahagialah ikan-ikan, pergi kemana saja tak perlu mandi dan menghias diri.

Berbahagialah ikan-ikan, hidup dalam kesederhanaan rasa, tanpa merisaukan cabai atau gula.

Berbahagiakah ikan-ikan? di akhir hayatnya harus tampil menggoda, terkubur cabai merah demi memanjakan lidah.

Pasar Minggu, 6/1/2017
-----------------------

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun