Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Baksos KRLMania untuk Juru Penilik Jalur

27 Juni 2016   23:39 Diperbarui: 27 Juni 2016   23:51 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KRLMania berfoto bersama pejabat PT KAI dan para Juru Penilik Jalur (foto Arif

Ada suasana berbeda di Stasiun Tanjung Priok yang biasanya jauh dari hiruk pikuk, pada Sabtu (25/6/2016). Sejak pagi, puluhan anggota KRL-Mania telah bersiap menggelar bakti sosial kepada Petugas JPJ (Juru Penilik Jalur). Kegiatan rutin ini merupakan bukti kepedulian pengguna KRL kepada petugas yang menjadi unsung hero bagi kelangsungan perjalanan kereta api.

Sebagaimana disampaikan secara mendetail oleh Rindang Ayu, roker Bojonggede, kegiatan ini diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara mewakili KRL-Mania menyampaikan pengantar pada kegiatan tersebut. 

Selanjutnya, Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Slamet Suseno Priyanto dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada KRL-Mania karena kepeduliannya terhadap petugas-petugas yang imendukung kelangsungan perjalanan kereta api. Suseno berharap bakti sosial ini menjadi kegiatan yang berkesinambungan. Suseno juga berpesan kepada para petugas JPJ agar menjaga kesehatan karena pekerjaan yang mereka tekuni merupakan tugas yang berat dan menuntut kondisi prima.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Stasiun Tanjung Priok, Setiawan juga menyampaikan rasa bangga dan berterima kasih atas kepedulian yang ditunjukan melalui kegiatan bakti sosial KRL-Mania. Pria yang akrab disapa Iwan ini berharap momen bakti sosial dapat berlanjut sebagai wahana berkomunikasi dan bersilaturahmi. 

Perwakilan KRLMania dan para Juru Penilik Jalur (foto Arif
Perwakilan KRLMania dan para Juru Penilik Jalur (foto Arif
Sementara itu, Ketua KRL-Mania, Nur Cahyo menyampaikan bahwa bakti sosial ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk rasa terima kasih atas kerja keras para petugas JPJ sehingga perjalanan kereta berlangsung lancar. Seperti yang bisa dilihat, intensitas perjalanan kereta semakin meningkat setiap harinya karena pengguna jasa transportasi kereta semakin banyak. 

Pada penyelenggaraan bakti sosial tahun ini, dana yang terkumpul sebanyak Rp 10.608.893,00. Dana dari para donatur disampaikan kepada JPJ dalam bentuk paket sembako. Atas nama KRL-Mania, Nur Cahyo menghaturkan ribuan terimakasih atas sumbangan dan kepedulian dari para donatur dan sponsor.

Nur Cahyo juga menyampaikan terima kasih kepada Kepala Stasiun Tanjung Priok karena telah mengijinkan penyelenggaraan kegiatan bakti sosial KRL-Mania di Stasiun Tanjung Priok. Ia berharap ke depannya volume perjalanan kereta ke Tanjung Priok dapat ditambah dengan melihat potensi wisata yang ada di sekitar wilayah Tanjung Priok.

Penyerahan baksos kepada 86 petugas JPJ DAOP 1 berlangsung singkat, sebab mereka harus bersiap kembali melaksanakan tugas. Petugas JPJ memiliki andil penting dalam keberlangsungan perjalanan kereta api. 

Para unsung hero ini bekerja dengan berjalan kaki menyusuri jalur-jalur yang akan dilewati oleh kereta api. Berbekal peralatan sederhana seperti kunci inggris, senter dan handphone, mereka menyusuri jalur sejauh 6 – 8 km di bawah terik matahari dan kegelapan malam. “Lebih baik ketemu setan, daripada ketemu orang” ujar salah seorang petugas JPJ. 

Pak Sarno yang telah mengabdi pada PT KAI sejak 1986 menyampaikan suka duka yang sering dialami saat menjalankan tugas. “Kalau panas ya kepanasan, tapi yang berat kalau sudah hujan badai. Mau tidak mau harus tetap jalan, takut ada longsor atau pohon tumbang," ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Tihar yang sudah menjadi petugas JPJ selama lima tahun. "Daerah rawan itu sekitar Rawa Buaya di KM 8 – 10," tutur Tihar.

Sudah terbayang bagaimana jika tidak ada mereka yang rela berpanas dan berjalan kaki dengan jarak yang terbilang tidak dekat itu. Perjalanan kereta akan lebih banyak mengalami gangguan pastinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun