Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Di Stasiun Ini Seharusnya Rangga dan Cinta Bertemu

24 April 2016   14:08 Diperbarui: 26 April 2016   15:42 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai seorang yang puitis, pertemuan Rangga-Cinta di stasiun Mampang pasti akan romantis. Di atas peron yang ditumbuhi alang-alang dalam naungan terang purnama, keduanya bisa menyatakan cinta. Oh so sweet.

Tapi Rangga harus memastikan kalau sosok yang ditemuinya benar-benar Cinta. Takutnya penampakan. Hiiii.

skyscrapercity-dot-comm-571f26a1f87e61201322e495.jpg
skyscrapercity-dot-comm-571f26a1f87e61201322e495.jpg
Pertemuan di tengah Stasiun Mampang yang lama terabai. Sumeber: skyscrapercity.com

Stasiun Sudirman
Cinta yang naik KRL dari stasiun Serpong harus rela bermejret ria menuju stasiun Tanah Abang. Beberapa kali hapenya bergetar namun ia tak bisa membacanya karena padatnya penumpang. Pasti Rangga sudah lama menunggu.

Saat turun di stasiun Tanah Abang dan ngos-ngosan naik turun tangga mengejar KRL feeder menuju Stasiun Sudirman. Eh KRL-nya jalan duluan. Cinta hanya bisa bengong di peron. Sabar ya Cin!

backpackeraudition-dot-com-571f27acc322bd1a06cd1aee.jpg
backpackeraudition-dot-com-571f27acc322bd1a06cd1aee.jpg
Naik tangga dulu, Cin.. (Sumber: backpackeraudition.com)

Stasiun Duri
Agar tak terkesan penulis mempersulit pertemuan, perjalanan KRL yang dinaiki Rangga ke Stasiun Duri lancar-lancar saja. Di peron stasiun Duri, Rangga berdebar tak karuan saat mendapati Cinta berdiri memunggunginya.

"Cinta. Setelah sekian ratus purnama, akhirnya waktu mempertemukan kita," kata Rangga sambil memegang pundak Cinta.

Cinta membalikkan badan sambil menyibakkan rambut panjangnya, "Aih Mas Rangga, eike juga dah lama nungguin."

Rangga bengong ternyata dia bukan Cinta, tapi bidaduri. 'Bidadari' stasiun Duri. Oh, Cinta, kamu di mana?

#Ada es cendol?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun