Sebagai seorang yang puitis, pertemuan Rangga-Cinta di stasiun Mampang pasti akan romantis. Di atas peron yang ditumbuhi alang-alang dalam naungan terang purnama, keduanya bisa menyatakan cinta. Oh so sweet.
Tapi Rangga harus memastikan kalau sosok yang ditemuinya benar-benar Cinta. Takutnya penampakan. Hiiii.
Stasiun Sudirman
Cinta yang naik KRL dari stasiun Serpong harus rela bermejret ria menuju stasiun Tanah Abang. Beberapa kali hapenya bergetar namun ia tak bisa membacanya karena padatnya penumpang. Pasti Rangga sudah lama menunggu.
Saat turun di stasiun Tanah Abang dan ngos-ngosan naik turun tangga mengejar KRL feeder menuju Stasiun Sudirman. Eh KRL-nya jalan duluan. Cinta hanya bisa bengong di peron. Sabar ya Cin!
Stasiun Duri
Agar tak terkesan penulis mempersulit pertemuan, perjalanan KRL yang dinaiki Rangga ke Stasiun Duri lancar-lancar saja. Di peron stasiun Duri, Rangga berdebar tak karuan saat mendapati Cinta berdiri memunggunginya.
"Cinta. Setelah sekian ratus purnama, akhirnya waktu mempertemukan kita," kata Rangga sambil memegang pundak Cinta.
Cinta membalikkan badan sambil menyibakkan rambut panjangnya, "Aih Mas Rangga, eike juga dah lama nungguin."
Rangga bengong ternyata dia bukan Cinta, tapi bidaduri. 'Bidadari' stasiun Duri. Oh, Cinta, kamu di mana?
#Ada es cendol?