Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Train Mode 2016

28 Desember 2015   11:14 Diperbarui: 28 Desember 2015   11:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mode busana penumpang Kereta Commuter Line (KCL) pada 2016 tidak mengalami perubahan yang relevan dan signifikan. Baju kerja masih mendominasi. Baju motif batik banyak dikenakan penumpang di hari Jumat.

Pengamat mode, Paijo Kretobusono mengatakan tas rangsel yang digemblok atau digendong di depan tetap menjadi ciri khas penumpang kereta. Nampaknya trend itu tak lekang digerogoti waktu. "Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat keamanan di angkutan umum masih mengkuatirkan," lanjut Paijo dalam sebuah wawancara imajiner di atas KCL Depok-Gondangdia, Senin (28/12).

Paijo menyarankan agar penumpang  KCL mengenakan pakaian yang nyaman. Kepadatan penumpang kereta kadang sulit diprediksi. Belum lagi kalau ada gangguan wesel atau sinyal. "Bagi kaum Hawa, sebaiknya tidak memakai celana gemes, takut yang melihat jadi gemes. Sampai sekarang masih ada kasus pelecehan seksual di kereta listrik," imbuhnya.

Untuk mempersempit ruang bagi pelaku pelecehan seksual, diperlukan kerjasama semua penumpang. Kaum wanita jangan ragu-ragu untuk teriak bila ada penumpang laki-laki “nempel-nempel” dengan tingkah laku yang mencurigakan. Jika punya ilmu bela diri, segera gunakan jurus pelumpuh cucak rowo. Jika tidak, gunakan peralatan yang ada, jarum pentul juga bisa. Penumpang di sekitarnya juga harus tanggap untuk segera menangkap pelaku dan mengamankan barang bukti.

Penumpang KCL juga dihimbau tidak memamerkan benda berharga atau perhiasan secara berlebihan. "Bayangkan kalau tas Hermes-nya kena silet copet. Apa tidak nangis bombay. Maju copet mundur copet… silet... silet... Halah kok malah nyanyi ya," kata Paijo sambil bergaya maju mundur cantik ala penyanyi kondiang.

Untuk dandanan rambut, Paijo menyarankan yang simpel dan tidak heboh. Jangan disanggul terlalu tinggi, takut kesangkut kipas angin, pesannya. Jepit rambut juga yang simpel dan jangan terlalu panjang kayak sumpit, takut ada penumpang lain yang kecolok.

"Kalau rambutnya panjang terurai kayak iklan sampo, lihat situasi kalau mau menyibakkan rambut. Takutnya kena muka penumpang di belakangnya. Apalagi kalau banyak ketombenya. Ngeri,"  kata Paijo yang juga anggota Asosiasi Penumpang Kereta Sadar Busana (ApekSauna).

Musim hujan yang diprediksi terjadi di awal tahun hingga pertengahan 2016, harus diantisipasi. Biasanya kaum lelaki malu menyelipkan payung di tas, eh giliran kehujanan langsung ngeringkuk masuk angin. Jas hujan bisa juga menjadi alternatif pilihan. Tapi waktu naik KCL copot dulu jas hujan dan tutup payungnya.

Bagi penumpang wanita yang suka memakai lipstick, sebaiknya jangan terlalu menor apalagi kalau lipticknya gampang luntur. Bayangkan kalau sedang berdesakan, dorong sana sini, tiba-tiba tubuh oleng terus bibir nempel di baju kerja seorang pria. Bisa jadi sumber perang dunia ketiga. Nanti di rumah istri si pria bisa bertanya-tanya dengan nada dangdut mendayu-dayu: lipstick… lipstick… siapa ini kasih? Bikin tak enak hati.

Wah, nampaknya ini pengalaman pribadi Pak Paijo ya? Huss… sembarangan. Kalau nebak kok suka bener sih.

Terakhir, Paijo berpesan: walaupun kondisi KCL semakin lama relatif nyaman, sebaiknya penumpang untuk selalu menjaga kewaspadaan. “Jaga diri kalau lagi berdiri, jaga duduk jangan sampai lupa berbagi,” lanjutnya.

Depok-Gondangdia, 28 Desember 2015

Salam Halah

 

NB: Paijo Kretobusono tidak mau dipotret jadi tidak bisa insert fotonya. “Saya mah low profile,” katanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun