Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Saldo (Bagian 6)

1 Juni 2015   10:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:24 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita sebelumnya di bagian 5

Titik terang menjelma bersama kedatangan Asti, perempuan pemilik KMT yang ditemukan Paijo. Sehari sebelumnya, Asti mengirimkan pesan di akun facebook Anton.

Perkiraan saldo KMT yang disampaikan Asti memang tak persis sama, tapi tak jauh berbeda. Memori manusia kadang rapuh dalam mengingat angka-angka. Yang terpenting: guratan tanda tangannya sama dengan goresan di KMT. Sesuatu yang tak mudah dimanipulasi.

"Terima kasih Pak Anton. Maaf sudah merepotkan. Sebenarnya saya sudah mengikhlaskannya. Rasanya mustahil KMT yang hilang itu bisa kembali," kata Asti saat mereka bertemu di lobi untuk serah terima KMT.

"Sama-sama Bu Asti. Sebenarnya bukan saya yang menemukan. Saya hanya membantu Mas Paijo, office boy di kantor ini. Maklum dia belum punya fesbuk," jawab Anton.

"Apakah saya bisa bertemu dengannya Pak?"

"Oh bisa Bu. Sebentar saya panggil Mas Paijo."

Anton mengirim pesan pendek ke Paijo. Sambil menunggu kedatangan Paijo, mereka berbincang-bincang.

"Sepertinya KMT itu jatuh sewaktu saya mengambil handphone di saku jaket," cerita Asti yang waktu itu sedang melintasi jalan raya Wahid Hasyim sesudah turun dari Stasiun Gondangdia.

"Kalaupun KMT itu ditemukan, saya pikir akan kesulitan bagi orang untuk melacak pemiliknya. Tak ada identitas dalam KMT. Saya hanya iseng membubuhkan tanda tangan. Eh tak tahunya ditemukan oleh orang sebaik Mas Paijo," lanjutnya.

"Begitulah kekuatan media sosial bu. Walau memang media sosial seperti pisau bermata dua. Semua tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya," jawab Anton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun