cerita sebelumnya di bagian 2
Anton tertegun menatap KMT yang tergeletak di meja kerjanya. Tak ada jejak identitas di tiket elektronik selain goresan tanda tangan. Sekarang bagaimana ia bisa mengembalikan KMT itu pada pemiliknya.
Sebagai seorang Marketing Manager, Anton sudah terbiasa memegang amanah dari pimpinan perusahaan. Setiap tugas selalu dikerjakannya dengan baik dan profesional. Sekarang, integritasnya teruji saat menerima kepercayaan dari seorang Office Boy (OB).
Sebenarnya ia sempat menolak halus, saat Paijo menyerahkan KMT temuannya. Baginya, keberadaan KMT itu hanya akan menambah bebannya saja. Namun kejujuran Paijo membuatnya luluh. Seorang OB dengan penghasilan pas-pasan berniat mengembalikan KMT temuan bersaldo 247.000. Sebuah kejujuran yang tak ternilai harganya.
Jika Paijo diam-diam menggunakan KMT itu, tak akan ada seorang pun tahu. Namun kejujuran menggerakkan hatinya, "Maaf Pak Anton, saya minta tolong KMT ini dimasukin ke Pesbuk. Kasihan yang punya pasti kebingungan. Saldonya lumayan banyak. Bapak kan punya banyak kenalan penumpang KRL. Saya tidak punya pesbuk, apalagi twiter pak."
Walaupun memiliki kedudukan cukup tinggi, dalam pergaulan Anton tak pernah membedakan status maupun tingkat ekonomi seseorang. Tak heran jika ia juga akrab dengan banyak orang termasuk office boy di gedung tempatnya bekerja.
Anton bergegas memotret KMT temuan itu. Ia harus berusaha menghargai kejujuran Paijo. Dalam kehidupan tergesa, nilai-nilai kejujuran banyak yang hilang digilas laju peradaban. Anton merasa bersyukur karena kejujuran itu ternyata masih ada dan tak jauh dalam kehidupannya.
Anton pun mengunggah foto KMT itu di grup facebook KRLMania beserta pengumuman.
Seorang Office Boyi menemukan sebuah KMT di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta. Di balik KMT ada tanda tangan pemilik. Barang siapa merasa kehilangan harap menghubungi saya melalui pesan pribadi. Untuk menghindari klaim dari orang yang tidak bertanggung jawab, sebutkan:
- Perkiraan saldo terakhir KMT
- Mengirimkan scan/foto tanda tangan.