Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Band Beken Ngamen di KRL bertanda Dilarang Mengamen

19 April 2015   16:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1429434055342748998

Penumpang KRL Commuterline jurusan Stasiun Bogor - Jakarta Kota pada hari Jumat (17/4)dikejutkan dengan kehadiran grup band beken. Mereka memilih Commuterline sebagai tempat mempromosikan single terbarunya. Tak lama, media massa merilis berita Band beken Ngamen Seru di Commuterline.

Kehadiran band beken itu tentu saja menghebohkan pengguna Commuterline. Penumpang memanfaatkan momen seru itu untuk berfotoria bersama personilnya. Namun ada juga yang mengkritisinya mengingat di kereta terpasang tanda: Dilarang Mengamen!

Salah satu silang pendapat terjadi grup facebook KRLMania. Ada penumpang berpendapat, band tersebut tidak mengamen karena tidak meminta uang. Yang menjadi pertanyaan: bila ada penumpang main gitar dan menyanyi di KRL tanpa meminta uang apakah diperbolehkan?

Ada juga yang mengajukan saran mengapa tidak mendirikan panggung saja di stasiun. Pendapat itu ditanggapi bahwa band beken itu main musik di Commuterline karena menuruti tantangan penggemar. Yang lain berpendapat agar jangan terlalu kaku dan enjoy saja. Pendapat positif dan negatif-pun berseliweran.

Mengingat operator sedang berupaya keras mengupayakan agar Commuterline menjadi angkutan publik yang nyaman dan aman, silang pendapat itu wajar-wajar saja. Salah satu upaya yang dilakukan operator adalah memberi tanda berbagai larangan di Commuterline: larangan merokok, larangan membuang sampah sembarangan, larangan makan dan minum, larangan duduk di lantai/Menggunakan Kursi Lipat, Larangan Mengamen, dan lain-lain. Semoga saat memberikan ijin bagi band beken itu, operator sudah menimbang dengan bijaksana.

Menurut penulis, sebuah pertunjukan ada baiknya disesuaikan dengan keadaan dan aturan yang ada. Keberadaan publik figur di tempat umum pastinya akan mendapat sorotan dari masyarakat. Akan elok, jika tontotan pun memperhatikan unsur tuntunan.

Melihat anak bangsa bisa membuat film kartun keluarga tentu hal yang sangat membanggakan. Namun sayangnya, tokoh Bapak dalam film itu jarang memakai helm saat naik sepeda motor di jalan raya. Tentunya hal itu bukan contoh yang baik bagi penonton.

Dulu pernah ada film pendek bersetting kereta jarak jauh. Di film itu ada adegan sang tokoh yang diperankan bintang ternama menarik rem darurat hanya gara-gara pacarnya ketinggalan. Menarik rem darurat di kereta tentunya tidak bisa sembarangan.

Menurut penulis, akan sangat elok jika kesempatan personil band beken tadi di Commuterline dimanfaatkan untuk kampanye mengajak masyarakat menggunakan angkutan umum, mengajak penumpang untuk peduli dan menjaga sarana dan prasarana angkutan umum. Main musiknya biar tidak menjadi perdebatan bisa di stasiun. Media massa pun akan merilis berita: Band Beken Ajak Pengguna Commuterline Peduli Penumpang Prioritas.

Catatan ini saya tulis bukan karena saya tidak suka terhadap kegiatan band beken tersebut, tetapi sebuah upaya untuk saling mengingatkan. Kalau berkenan silakan, kalau tidak berkenan mohon dimaafkan.

-----------------------------------

Depok, 19 April 2015

Penulis seorang TRAINer (penumpang kereta) kelahiran Purworejo tinggal di Depok. Penulis buku antologi puisi Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta dan Novel Separuh Kaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun