Mohon tunggu...
Setiyo Bardono
Setiyo Bardono Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Kurang Ahli

SETIYO BARDONO, penulis kelahiran Purworejo bermukim di Depok, Jawa Barat. Staf kurang ahli di Masyarakat Penulis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MAPIPTEK). Antologi puisi tunggalnya berjudul Mengering Basah (Aruskata Pers, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (Pasar Malam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Menteri Bisa Naik Commuterline ke Istana Bogor

20 Februari 2015   15:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:50 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14244364151559755954

Commuter Line Jabodetabek (flickr.com)

Saat ini, Presiden Joko Widodo berkantor di Istana Kepresidenan Bogor. Menteri Kabinet Kerja harus wira-wiri Jakarta-Bogor.

Menurut Seskab Andi Widjajanto, untuk menghemat waktu dan biaya sedang dikaji penggunaan Kereta Rel Listrik (KRL) dari Gambir sampai Stasiun Bogor untuk para Menteri. Dari Stasiun Bogor, mereka jalan kaki menuju Istana Kepresidenan. (Bisnis.com 18/2/2015)

Sayangnya, para menteri akan dipesankan kereta khusus satu gerbong tanpa berhenti di setiap stasiun. Padahal inilah kesempatan yang baik bagi mereka untuk menjajal kehandalan transportasi publik yang menjadi favorit warga Jabodetabek.

Saat ini, jalur KRL Commuterline (CL) jurusan Jakarta - Bogor sangat padat. KRL juga harus berbagi jalur dengan Kereta Jarak Jauh (KAJJ), sehingga kadang harus mengantri di sinyal masuk Stasiun Manggarai atau Stasiun Gambir.

Keberadaan Kereta Khusus atau Kereta Luar Biasa yang tak berhenti di setiap stasiun sedikit banyak akan mempengaruhi pola perjalanan Commuterline. Jalur Kereta pastinya akan dikosongkan terlebih dulu agar Kereta Khusus bisa melaju bebas tanpa hambatan.

Di tengah upaya penghematan BBM dan himbauan penggunaan transportasi publik, akan lebih elok jika para menteri menggunakan KRL Commuterline yang sudah ada. Dengan begitu, mereka bisa merasakan sendiri bagaimana kondisi transportasi publik di negeri ini.

Mengenai masalah keamanan, pastinya para menteri sudah diiringi oleh pengawal yang handal. Sekarang, di dalam Commuterline juga sudah ada petugas keamanan yang siap membantu menjaga keamanan.

Beberapa pejabat seperti Dahlan Iskan pernah menggunakan KRL dengan minim pengawalan. Para Menteri Kabinet Kerja yang terkenal lebih merakyat pastinya tidak akan segan menggunakan KRL Commuterline, berbaur dengan rakyat, tanpa perlu menyewa Kereta Khusus.

Karena KRL Commuterline sudah lama tak mampir di Stasiun Gambir, mereka bisa naik dari Stasiun Juanda, Gondangdia, atau Stasiun terdekat. Tarifnya hanya Rp 4500, hemat waktu dan biaya.

Jika berangkat ke Bogor di pagi hingga siang hari, kondisi Commuterline relatif sepi sebab melawan arus penumpang. Di waktu-waktu tersebut, penumpang sedang berdesakan menuju Jakarta.

Sore hingga malam bisa dimanfaatkan untuk kembali ke Jakarta. Kondisi KRL Commuterline akan lebih lengang sebab arus penumpang lebih banyak yang pulang berjubelan ke pinggiran kota.

Dengan pengaturan jadwal yang baik, para menteri akan nyaman naik KRL Commuterline bolak-balik Jakarta - Bogor. Dengan begitu tak perlu lagi menyewa Kereta Khusus atau membuat Kereta Khusus Menteri.

KRL Commuterline Depok Baru - Sudirman, 20 Februari 2015

Setiyo Bardono, TRAINer kelahiran Purworejo 15 Oktober. Penulis buku antologi puisi Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012) dan novel Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun