Mohon tunggu...
Adi Setiadi
Adi Setiadi Mohon Tunggu... Asisten Peneliti -

Father, Farmer, Forester, and Founder Of Rumah Sehat Impian (Fantastic 4)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Catatan Sinar Alam Sari: Ibadah Kurban, antara Aktivitas Religi dan Sosial

6 Oktober 2014   21:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:09 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Takbir berkumandang di masjid, mushala menyambut datangnya hari raya Iedul Adha 10 Dzulhijah 1435 H. Di Indonesia umat islam, perayaan iedul Adha tahun ini ada yang merayakannya pada hari Sabtu 4 Oktober, ada pula yang merayakan tanggal 5 Oktober 2014 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun umat islam di Indonesia nampaknya sudah faham bahwa perbedaan tersebut bukanlah perbedaan hakiki sehingga walaupun berbeda hari keduanya berdampingan dan alhamdulillah perayaan Iedul Adha tahun ini berjalan dengan lancar.

Setelah pelaksanaan Shalat Iedul Adha, biasanya kegiatan dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban. Waktu pelaksanaan pemotongan hewan kurban ini dilaksanakan hingga batas hari tasyrik yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Dzulhijah dimana ibadah puasa tidak diperbolehkan dilaksanakan pada hari tersebut. Sebenarnya ibadah kurban telah dicontohkan sebelumnya melalui kisah Habil dan Qabil putra nabi Adam AS, dengan hasil kurban Kabil ditolak sedangkan Habil diterima.

Ibadah kurban memiliki dasar hukum yang jelas, melalui kisah Nabi Ibrahim AS bersama putra beliau Ismail AS dan dapat kita simak dalam Al-Qur’an Surat Asy-Shaffat ayat 100-107 :

"Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". ...Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar “.

Tahun ini lingkungan perumahan Sinar Alam Sari Dramaga Bogor, khususnya RT 5/4 melaksanakan prosesi kurban yang kegiatannya dikelola secara swadaya oleh masyarakat di lingkungan RT. Alhamdulillah jumlah hewan kurban sebanyak 5 ekor yaitu 2 ekor sapi dengan 3 ekor kambing.

[caption id="attachment_7362" align="aligncenter" width="594" caption="Alhamdulillah hewan kurban tahun ini 2 ekor sapi dan 2 ekor kambing"][/caption]

Kegiatan ini sangat edukatif, ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang datang kepada saya saat kegiatan tersebut berlangsung. Ada beberapa pertanyaan yang sempat saya jadikan catatan menarik. Pertama, pemotongan hewan kurban bukanlah kegiatan yang mencerminkan kekejaman, dalam islam hewan kurban memang digunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemanfaatan manusia melalui cara-cara yang telah diatur dengan apik dan rapi seperti menyembelih dengan menyebut asma Allah, menajamkan pisau agar proses penyembelihan tidak menyiksa binatang, bahkan binatang diperlakukan dengan baik dilarang melakukan penyiksaan.

[caption id="attachment_7363" align="aligncenter" width="594" caption="Partisipasi masyarakat turut mensukseskan kegiatan ibadah kurban tahun ini."]

[/caption]

Kedua, ibadah kurban bukan kegiatan persembahan atau sesaji seperti dalam keyakinan agama lain, dengan menyimpan hasil pengorbanan tersebut dalam altar pemujaan. Daging kurban justru dibagikan kepada manusia dan dipersilahkan dinikmati oleh siapapun yang membutuhkan, yang menjadi penilaian Allah adalah ketakwaan, keikhlasan kita dalam melaksanakan ibadah kurban sebagaimana dalam Al-qur’an Surat Al Hajj 37 :

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Ketiga, ternyata islam bukanlah agama yang hanya memelihara hubungan vertikal dengan tuhannya saja, layaknya menjadi rahib atau petapa. Islam tidak pula mengajarkan umatnya berbuat baik kepada manusia (sosial) saja, namun melupakan tuhannya. Dalam ibadah kurban terdapat ajaran keseimbangan untuk memelihara hubungan baik antara tuhan + manusia dan manusia + manusia.

[caption id="attachment_7364" align="aligncenter" width="594" caption="Dalam ibadah kurban ada takwa dan keikhlasan ada pula rahmat dan kasih sayang terhadap sesama."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun