Mohon tunggu...
Garudha W.A.S
Garudha W.A.S Mohon Tunggu... -

Keterasingan adalah hotel bagi pikiran-pikiran liar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sah-sah Saja Menjadi Kiri

5 April 2016   07:14 Diperbarui: 5 April 2016   07:27 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doktrin rezim Orde Baru nampaknya masih kekal terbesit disegelintir pemahaman masyarakat Indonesia yang (seakan) buta akan sejarah. Mereka kaum KIRI disebut-sebut sebagai penganut komunisme atau sosilalisme. Celaka dua belas, saat Rezim Soeharto, mereka yang memiliki pemahaman KIRI dilabeli sbagai kaum radikal kejam, anti-Tuhan dan menghalalkan segala cara untuk memperoleh kekuasaan.

Tentu saja, kaum KIRI adalah musuh PANCASILA. Di rezim yang berkuasa setidaknya hampir selama 32 tahun itu, kaum KIRI di Indonesia ditumpas habis hingga akarnya. Bahkan, anak cucu dari seorang yang berideologi KIRI hidup dalam tekanan kekuasaan Soeharto.

Lebih parahnya, pahlawan yang dianggap KIRI oleh Orde Baru ditelanjangi dan dilemahkan serta ditenggelamkan perannya. Padahal tak dipungkiri, keberadaan pahlawan berideologi KIRI turut menghantarkan negara ini ke depan pintu gerbang kemerdekaan. (Masih di depan pintu, karena masih belum merdeka hingga sekarang, dijajah oleh bangsa sendiri hehehe...).

Salah satu pahlawan yang terpenting yang pernah ditenggelamkan pamornya yakni Tan Malaka. Pemilik konsep Republik Indonesia yang ia tulis dalam buku berjudul "Naar de Republiek Indonesia" pada tahun 1925. Buku yang juga menginspirasi Sukarno, Hatta, Sjahrir dan tokoh lainnya dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.

[caption caption="Tan Malaka (sumber : http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/tokoh/2012/03/15/4558/200x300/tan-malaka.jpg)"]

[/caption]Padahal berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 53, yang ditandatangani oleh Presiden Sukarno pada 23 Maret 1963, Tan Malaka ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Bahkan, Kepres-nya pun belum dicanut hingga saat ini.

Tan Malaka adalah warga Sumatera Barat yang pernah menjadi agen komunis internasional (Komitern). Jelas bahwa dia memang seorang berideologi KIRI. Namun, dalam berbagI banyak hal dan pemahaman, Tan Malaka berseberangan dengan PKI.

Buku-bukunya sempat di bredel dan tak boleh beredar di kalangan pemuda Indonesia pada waktu Orde Baru. Karena, Orde Baru takut jika buku hasil buah tangan dan pemikiran Tan Malaka membangkitkan kembali semangat PKI. Aneh :)

Nah, warisan pemikiran Orde Baru itu, ternyata masih langgeng hingga saat ini. Menjamurnya kelompok anti kiri di Indonesia di era sekarang masih teracunI oleh Orde Despot itu, ingin kembali melakukan apa yang pernah dilakukan oleh rezim Soeharto. Yakni tak ingin membiarkan pemikiran kiri berkembang biak secara masive.

Entahlah, apakah sekelompok orang antikiri itu (mungkin) punya kepentingan tersendiri. Yang jelas, tindakan-tindakan mereka merujuk pada tindakan intimidasi dan penekanan secara fisik dan psikistis.

Padahal, kelompok kiri yang ada di Indonesia itu bisa jadi hanya ingin mengungkapkan dan meluruskan fakta sejarah yang selama ini ditutupi dan atau sengaja di belokkan oleh rezim Orde Baru.

Tak aneh jika berbagai kegiatan atau acara yang berbau kiri sering mendapat penolakan oleh sekelompok anti kiri. Akhirnya kegiatan dan acara tersebut harus diadakan di tempat-tempat tertutup. Misal, Festival Belok Kiri, film 'JAGAL', bedah buku dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun