Setiap hari dalam kehidupan kita selalu akan diisi dengan aktivitas sehingga dari saat kita membuka mata di pagi hari dan menutup mata di malam hari, kita tahu kita telah menjalani sehari kehidupan kita di dunia ini.
Dari segala kalangan usia pasti tetap ada menjalani kegiatan-kegiatan dalam hidupnya yang menandakan mereka masih diberkati dengan kehidupan sehari lagi dan hari-hari berikutnya.
Dan ketika kita tidak lagi menarik nafas untuk hari berikutnya disitulah kita tahu bahwa kita tidak lagi melanjutkan perjalanan hidup kita di dunia ini.
Bagi usia kanak-kanak hingga remaja mungkin kita lebih bergelut dengan bagaimana kita sehari-hari untuk mempersiapkan diri dari jenjang sekolah yang kecil hingga ke yang besar, ataupun kita akan mencari arti diri dari pergaulan, percintaan remaja maupun dari pandangan-pandang orang tua dan sesama orang dewasa lainnya dalam lingkungan hidup kita.
Bagi usia dewasa tentu tanggung jawab yang kita miliki menjadi lebih besar, mulai rumah tangga, keluarga, anak, pergaulan dengan rekan kerja, teman, maupun lingkungan. Tentunya di mana saja kita berada dan yang kita lakukan sebagai orang dewasa kita diharapkan menunjukkan sikap tanggung jawab yang baik sehingga menjadi contoh bagi orang-orang di sekitar kita.
Segala bentuk tanggung jawab yang ada bisa juga menghasilkan rasa frustasi dikarenakan selalu ada beban ketika orang di sekitar kita mengharapkan bahwa kita harus mampu berbuat lebih dari yang bisa kita perbuat, rasa frustasi itu bisa juga timbul dikarenakan 3 hal di bawah ini antara lain;
1. KAPAN
 Ketika seseorang ditanyakan kapan seringkali seperti sebuah pertanyaan basa-basi untuk dapat mengetahui kabar seseorang, namun ketika sudah dibombardir terus menerus tentang kapan kawin, kapan lulus, kapan kerja, dan lain-lainnya oleh keluarga, kerabat dan orang lain baik juga diri kita sendiri malah membuat kita seolah-olah kita sedang berlomba-lomba untuk mencapai sesuatu bukan lagi tentang mengerti arti kebahagiaan dalam hidup.
2. KENAPA
Ketika pertanyaan kenapa muncul biasanya seolah-olah mau untuk menyalahkan seseorang ataupun sesuatu karena tidak mencapai hal yang diharapkan atau bisa jadi pernyataan menyalahkan diri kita sendiri semakin kita larut dalam kenapa-nya menjadikan kita lebih mudah depresi terhadap diri sendiri dan juga membenci orang lain karena merasa orang lain adalah sumber penderitaan atau sumber masalah dari hidup kita.
3. KALAU
Berbeda dari kenapa, umumnya kalau dipake karena kita mau membandingkan hidup kita dengan orang lain. Sering membanding-bandingkan hidup ini dengan yang lain juga gampang menimbulkan rasa iri hati dan dengki sehingga lebih baik kita jangan terlalu membanding-bandingkan tapi menjadi kesenjangan atau perbedaan yang ada menjadi motivasi
Jadi sebaiknya untuk menghindari 3 hal diatas tersebut, kita perlu namanya akselerasi dalam hidup, jadi bukan soal cepat atau lambatnya kita mencapai tujuan melainkan apabila kita terus bergerak setidaknya kita tidak hanya menunggu harapan kosong yang mungkin pada akhirnya sesuatu yang kita harap-harap itu sebenarnya hanyalah omong kosong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H