Mohon tunggu...
Motivator Muda
Motivator Muda Mohon Tunggu... -

Motivator untuk berbagai hal. Menulis tentang filsafat dan sosial budaya. Membaca banyak buku.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wawancara Singkat Bersama Setan

14 Desember 2011   17:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:16 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara terpisah dan membabi buta beberapa reporter yang terdiri dari manusia, mahluk halus sebangsa jin, dan beberapa mahluk aneh lainnya (tidak termasuk alien dari luar angkasa) mengunjungi markas besar setan, dan mewawancarai saya di situ.

Penanya (P) : Masih banyak manusia yang mencari-cari dan bergantung harap kepada anda hai setan, berapa banyak lagi manusia yang kau targetkan?

Saya/Setan (S) : Daku sama sekali tidak punya target!

(P) : Lho, apakah tidak takut kehilangan pengikut?

(S) : Kenapa mesti takut? Bukan saya yang ngejar-ngejar mereka kok. Tanpa susah payah ternyata pengikutku terus bertambah. Merekalah yang mencari daku.

(P) : Kok begitu?

(S) : Ya iya, terus mau apa lagi. Itu kenyataannya.

(P) : Tapi apakah tidak lebih baik anda lakukan gerakan segencar-gencarnya tiap hari supaya pengikut semakin banyak?

(S) : Oh begitu? Bisa saja daku lakukan hal itu, tapi pastilah mutunya akan merosot.

(P) : Apa maksudnya?

(S) : Maksudnya? Apa kalian kurang pandai? Masa kuli tinta tidak mengerti hal sederhana seperti itu? Jangan malu-maluin pers dunia manusia dong.

(P) : Kami masih tetap kurang paham tuan setan.

(S) : Daku harus membuat strategi sematang mungkin, jadi kalau tiap hari tentu saja mutunya akan merosot. Target saya setiap minggu saja saya bergencar-gencar ria. Hari lainnya biarkan kompasianer, eh maksud daku manusia yang mencari daku.  Cukup paham dan dimegerti?

(P) : Ooh begitu rupanya….

(S) : Iya begitu saja! Apa masih ada lain?

(P) : Kami rasa ini sudah cukup untuk reportase kami, lain kali kami datang lagi ya tuan setan.

(S) : Oh iya, baguslah. Lain kali kita sambung lagi, saya juga buru-buru mau potong rambut dulu. Salam buat boss-boss kalian. Bilang, upeti yang mereka kirim sudah saya terima. Tapi sudah dipotong 10% oleh kantor pajak.

(P) : (Hanya melongo dalam diam…)

…Demikianlah saudara-saudara manusia sekalian.

Tuan Setan

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun