Dalam tabel periodik unsur, golongan gas mulia (Golongan VIIIA atau Golongan 18) dikenal karena sifatnya yang stabil. Unsur-unsur di golongan ini memiliki konfigurasi elektron yang lengkap pada kulit terluar, membuat mereka sangat tidak reaktif. Unsur lain dalam tabel periodik cenderung berusaha mencapai konfigurasi elektron yang serupa agar lebih stabil, sehingga terbentuklah berbagai jenis ikatan kimia. Salah satu jenis ikatan tersebut adalah ikatan ion atau elektrovalen.
Ikatan Ion (Elektrovalen)
Ikatan ion terbentuk antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion) akibat adanya gaya tarik menarik elektrostatis. Ikatan ini terjadi melalui proses serah terima elektron, di mana satu unsur kehilangan elektron dan menjadi ion positif, sementara unsur lain menerima elektron dan menjadi ion negatif.
Ciri-ciri Ikatan Ion:
1. Terjadi antara Unsur Logam dan Nonlogam:
- Logam: Biasanya unsur logam dari Golongan IA (kecuali Hidrogen), Golongan IIA (kecuali Boron), dan logam transisi seperti Tembaga (Cu). Logam-logam ini cenderung kehilangan elektron untuk membentuk kation.
- Nonlogam: Biasanya unsur nonlogam dari Golongan VIA, VIIA VIIIA, dan beberapa unsur seperti fosfor dan nitrogenyang cenderung menerima elektron untuk membentuk anion.
2. Perbedaan Keelektronegatifan yang Besar:
- Ikatan ion umumnya terbentuk antara unsur-unsur yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang signifikan. Logam memiliki keelektronegatifan yang rendah sehingga mudah melepaskan elektron, sementara nonlogam memiliki keelektronegatifan yang tinggi sehingga mudah menerima elektron.
Contoh Ikatan Ion:
- Sodium Klorida (NaCl): Sodium (Na) dari Golongan IA kehilangan satu elektron dan menjadi ion Na, sedangkan Klorin (Cl) dari Golongan VIIA menerima satu elektron dan menjadi ion Cl. Ion Na dan Cl kemudian berikatan secara elektrostatis membentuk senyawa ionik NaCl.
Berikut adalah sifat-sifat utama dari senyawa ion:
Titik Leleh dan Titik Didih Tinggi: Senyawa ion umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena gaya tarik-menarik elektrostatik yang kuat antara ion positif dan ion negatif dalam kisi kristal. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan ini sangat besar.
Kekerasan dan Kerapuhan: Senyawa ion biasanya keras tetapi rapuh. Ketika tekanan yang cukup besar diberikan, lapisan ion dapat bergeser, menyebabkan ion-ion yang sejenis saling berdekatan dan menolak satu sama lain, sehingga kristal pecah.
Kelarutan dalam Air: Banyak senyawa ion yang larut dalam air. Air, sebagai pelarut polar, dapat menstabilkan ion-ion terlarut melalui interaksi ion-dipol. Ketika senyawa ion larut, ion-ionnya terpisah dan tersebar di dalam pelarut.
Konduktivitas Listrik: Dalam bentuk padat, senyawa ion tidak menghantarkan listrik karena ion-ion tidak dapat bergerak bebas. Namun, ketika senyawa ion meleleh atau dilarutkan dalam air, ion-ion menjadi bebas bergerak, sehingga senyawa tersebut dapat menghantarkan listrik.
Struktur Kristal: Senyawa ion membentuk struktur kristal yang teratur dan berulang, yang disebut kisi kristal. Struktur ini tergantung pada ukuran dan muatan ion-ion yang terlibat.
Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen adalah jenis ikatan kimia yang terbentuk ketika dua atom berbagi satu atau lebih pasangan elektron. Ini biasanya terjadi antara atom-atom nonlogam, dan memungkinkan mereka mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil.Â
Ciri-ciri Ikatan Kovalen
1. Terjadi antara Unsur Nonlogam:
- Ikatan kovalen terbentuk antara atom-atom nonlogam yang memiliki kecenderungan untuk menarik elektron yang sama kuatnya, sehingga mereka berbagi elektron daripada mentransfernya sepenuhnya seperti dalam ikatan ion.
2. Pemakaian Bersama Pasangan Elektron:
- Dalam ikatan kovalen, sepasang elektron (atau lebih) dibagi bersama oleh atom-atom yang terlibat, membentuk ikatan yang kuat di antara mereka.
3. Jenis Ikatan Kovalen:
- Ikatan Kovalen Polar:
Terjadi ketika elektron dibagi secara tidak merata antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya. Ini menghasilkan muatan parsial positif dan negatif pada atom-atom yang berikatan.
Contoh: Ikatan dalam molekul air (HO), di mana elektron lebih tertarik ke oksigen daripada hidrogen, menghasilkan molekul dengan ujung yang sedikit bermuatan.
- Ikatan Kovalen Nonpolar:
Terjadi ketika elektron dibagi secara merata antara dua atom dengan keelektronegatifan yang sama atau hampir sama.
Contoh: Ikatan dalam molekul oksigen (O) atau nitrogen (N), di mana kedua atom memiliki keelektronegatifan yang sama dan elektron dibagi secara merata.
Sifat-sifat Senyawa Kovalen
Titik Leleh dan Titik Didih: Senyawa kovalen umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa ionik. Hal ini disebabkan karena gaya antar molekul (gaya van der Waals atau gaya dipol-dipol) yang lebih lemah dibandingkan dengan gaya elektrostatik dalam senyawa ion.
Kelarutan: Senyawa kovalen polar biasanya larut dalam pelarut polar seperti air, sedangkan senyawa kovalen nonpolar larut dalam pelarut nonpolar seperti minyak.
Konduktivitas Listrik: Senyawa kovalen umumnya tidak menghantarkan listrik karena tidak mengandung ion bebas yang dapat bergerak, baik dalam bentuk padat maupun cair.
Contoh lain dari senyawa kovalen adalah metana (CH), karbon dioksida (CO), dan glukosa (CHO), yang menunjukkan berbagai karakteristik ikatan kovalen tergantung pada polaritas dan struktur molekulnya.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen adalah jenis interaksi antar molekul yang terjadi ketika atom hidrogen yang terikat pada atom yang sangat elektronegatif, seperti oksigen, nitrogen, atau fluor, berinteraksi dengan pasangan elektron bebas dari atom elektronegatif lain dalam molekul yang berbeda atau bagian lain dari molekul yang sama. Ikatan hidrogen bukanlah ikatan kovalen atau ionik, tetapi merupakan interaksi antarmolekul yang cukup kuat.
Ciri-ciri Ikatan Hidrogen:
1. Terjadi antara Hidrogen dan Atom Elektronegatif:
- Ikatan hidrogen terbentuk ketika hidrogen yang terikat pada atom elektronegatif (seperti N, O, atau F) tertarik oleh atom elektronegatif lain yang memiliki pasangan elektron bebas.
2. Interaksi Antarmolekul:
- Ikatan hidrogen adalah jenis interaksi antarmolekul, yang lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen tetapi lebih kuat daripada gaya van der Waals.
3. Polaritas:
- Adanya ikatan hidrogen menyebabkan senyawa tersebut memiliki sifat polar, yang mempengaruhi titik leleh, titik didih, dan kelarutan.
Contoh Ikatan Hidrogen
Air (HO): Dalam air, atom hidrogen dari satu molekul air membentuk ikatan hidrogen dengan atom oksigen dari molekul air lainnya. Ikatan hidrogen ini memberikan air beberapa sifat unik seperti tingginya titik didih dan kemampuan untuk larut dalam banyak zat.
Ammonia (NH): Molekul ammonia dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul ammonia lainnya, di mana hidrogen dari satu molekul berinteraksi dengan pasangan elektron bebas nitrogen dari molekul lain.
Asam Nukleat (DNA dan RNA): Ikatan hidrogen berperan penting dalam pembentukan struktur heliks ganda DNA. Pasangan basa nitrogen berikatan satu sama lain melalui ikatan hidrogen, misalnya, antara adenine (A) dan thymine (T) terdapat dua ikatan hidrogen, dan antara guanine (G) dan cytosine (C) terdapat tiga ikatan hidrogen.
Pengaruh Ikatan Hidrogen pada Sifat Zat
Titik Leleh dan Titik Didih: Senyawa dengan ikatan hidrogen umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi dibandingkan senyawa tanpa ikatan hidrogen karena energi tambahan diperlukan untuk memutuskan ikatan ini.
Kelarutan: Ikatan hidrogen meningkatkan kelarutan senyawa polar dalam pelarut polar, seperti air.
Ikatan Van Der Waals
Ikatan van der Waals adalah jenis gaya tarik menarik antarmolekul yang terjadi pada hampir semua jenis molekul. Gaya ini lebih lemah dibandingkan dengan ikatan ionik, kovalen, dan hidrogen, tetapi sangat penting untuk menjelaskan sifat fisik banyak zat, terutama gas mulia dan molekul nonpolar. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ikatan van der Waals:
Jenis-jenis Ikatan van der Waals:
1. Gaya Dispersi London
2. Gaya Dipol-Dipol
3. Gaya Dipol Terimbas (Induksi)
Sifat-sifat Ikatan van der Waals:
Kelemahan: Gaya van der Waals secara umum lebih lemah dibandingkan dengan jenis ikatan lain seperti ikatan ionik atau kovalen, namun cukup penting untuk sifat fisik zat.
Titik Leleh dan Titik Didih: Senyawa dengan gaya van der Waals biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan senyawa yang memiliki ikatan yang lebih kuat seperti ikatan hidrogen.
Kepolaran dan Ukuran Molekul: Kekuatan gaya van der Waals meningkat dengan bertambahnya kepolaran molekul (untuk gaya dipol-dipol) dan ukuran molekul (untuk gaya London).
Signifikansi dalam Struktur Biologis: Meskipun lemah, ikatan van der Waals berperan penting dalam stabilitas dan bentuk tiga dimensi biomolekul besar seperti protein dan lipid.
Ikatan Logam
Ikatan logam adalah jenis ikatan kimia yang terjadi pada logam, di mana elektron-elektron valensi bebas bergerak di antara ion-ion logam yang bermuatan positif dalam sebuah "lautan elektron." Ikatan ini memberikan logam sifat unik seperti kekuatan, konduktivitas listrik, dan kemampuannya untuk ditempa. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ikatan logam:
Ciri-ciri Ikatan Logam:
Lautan Elektron: Elektron valensi dari atom logam tidak terikat pada atom tertentu tetapi bergerak bebas di seluruh struktur logam, membentuk "lautan elektron" yang menyatukan ion-ion logam positif.
Mobilitas Elektron: Elektron yang bergerak bebas memungkinkan logam menghantarkan listrik dan panas dengan efisien karena elektron dapat berpindah dengan mudah di seluruh struktur logam.
Struktur Kristal yang teratur dan padat
Daya Ikat yang Kuat
Contoh Logam dan Aplikasinya:
Besi (Fe):
- Digunakan dalam pembuatan baja, yang merupakan material struktural penting dalam konstruksi dan industri otomotif.
Aluminium (Al):
- Digunakan dalam industri penerbangan, kemasan, dan konstruksi karena ringan, tahan korosi, dan mudah dibentuk.
Tembaga (Cu):
- Dikenal karena konduktivitas listrik yang tinggi, digunakan dalam kabel listrik, peralatan listrik, dan pipa.
Emas (Au):
- Digunakan dalam perhiasan, elektronik, dan sebagai standar moneter karena stabilitas kimia dan kemilauannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H