Mohon tunggu...
Sesilia Novena Utami
Sesilia Novena Utami Mohon Tunggu... Diplomat - PERENCANAAN WILAYAN DAN KOTA - UNEJ

PWK UNEJ 19 - 191910501040

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mengulik Distribusi Pisang dalam Pertanian Industrial di Lombok Utara

12 April 2021   13:52 Diperbarui: 12 April 2021   14:08 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Julukan negara agraris Indonesia didukung pula dengan budaya bercocok tanam yang sudah mengakar di masyarakat baik dari kalangan atas hingga bawah sehingga bertani merupakan kegiatan yang sangat biasa dilakukan oleh mereka. Oleh karena itu, pada saat itu sektor pertanian pada saat itu menjadi andalan (leading sector) dalam perekonomian nasional. Namun pada kenyataannya, angka sektor pertanian kerap mengalami penurunan. Pada kuartal I tahun 2020 kemarin misalnya, tercatat dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa sektor pertanian hanya tumbuh 0,02% lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 1,82%. Padahal sektor pertanian ini memiliki peranan penting karena merupakan penyumbang terbesar ketiga dalam struktur ekonomi Indonesia. Ada banyak faktor yang menyebabkan penurunan angka ini, salah satunya dikarenakan penduduk mengalami perubahan pola distribusi dan pola konsumsi. Hal tersebut sebenarnya berhubungan pula dengan kondisi pandemic covid-19 yang masih berlangsung. Oleh karena itu pemerintah harus tetap menjaga sektor pertanian ini untuk tetap berproduksi agar supply bahan makanan pokok negara tetap aman di masa pandemi.

Dilihat dari penejelasan tersebut diatas, distribusi yang mana termasuk dalam manajemen pengelolaan dari produsen ke konsumen merupakan salah satu hal penting dalam pelaksanaan pertanian industrian. Oleh karena itu, mari kita bahas mengenai distribusi saluran pemasaran pisang pada Kabupaten Lombok Utara. Salah satu usaha dalam pengembangan pertanian industrial adalah melalui peningkatan produksi pertanian tanaman pangan alias holtikultura melalui berbagai usaha. Pisang merupakan salah satu buah yang dapat berproduksi sepanjang tahun dan tidak mengenal musim. Pisang juga memiliki pasar yang luas karena merupakan buah yang lazim disajikan dalam hidangan masyarakat ekonomi atas, menengah, ataupun bawah. Selain itu, harganya tidak mahal serta penjualannya dapat ditemukan dimana saja.

Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang hasil produksi pisang yang cukup melimpah serta potensial dan memiliki peluang pengembangan yang cukup baik. Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu Kabupaten penghasil pisang dengan jumlah produksi yang cukup besar. Komoditas pisang di Lombok Utara memiliki prospek yang baik disebabkan lahan yang subur dan iklim yang sesuai. Pisang merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang memiliki sifat tidak tahan lama dan mudah rusah maka dari itu dibutuhkan pemasaran yang lebih baik dan cepat agar pemasaran lebih efisien. Mari kita bahas alur distribusi pisang dari pihak produsen hingga ke konsumen.

Distribusi buah pusang dari Kabupaten Lombok Utara biasanya mencakup Provinsi NTB, hal ini dapat dilihat dari di sepanjang jalan Lombok Utara menuju luar daerah, terlihat banyaknya kegiatan pengangkutan baik itu menggunakan alat angkut truk, pick-up, atau sepeda motor yang ditambahkan ranjang di belakang. Terdapat tiga saluran pemasaran pisang pada tempat ini.

Saluran pemasaran yang pertama ialah petani menjual pisang ke pedagang pengumpul desa (PPD). Pada saluran pemasaran I ini, petani penghasil pisang memang sudah menjalin kerjasama dengan PPD daerah Bayan, yang mana PPD ini sebenarnya juga bersamaan menjadi pihak distribusi untuk hasil tani lainnya seperti beras, bahan bangunan, dan lain -- lain. Misalnya petani pisang menjualnya dengan harga 2.400 per kg, PDD akan menjualnya kepada pedagang ecer dengan harga 2.700 per kg. Setelah itu, pedangan ecer inilah yang akan memperjual belikannya langsung kepada konsumen. Selain dibeli sebagai buah untuk dimakan, pisang juga seringkali dibeli oleh umat agama Hindu untuk keperluan sembahyang.

Selanjutnya ialah saluran pemasaran II. Disini petani pisang Lombok Utara menjualnya pada PPD daerah Kecamatan Gangga. Hampir sama dengan saluran pemasaran I, PDD menjualnya kepada keluarga dekat dan Pedagang Besar. Sama dengan metode saluran pemasaran I, PDD mengambil beberapa keuntungan dengan menaikkan harga. Selain itu pada saluran ini pisang juga dipasarkan atau didistribusikan melalui pasar.

Yang terakhir ialah saluran pemasaran III. Disini petani pisang menjualnya pada PDD daerah Kecamatan Gangga yang kemudian dijual lagi kepada Pedagang Pengumpul Kecamatan (PPK). Kemudian PPK ini menjualnya ke daerah Denpasar Bali. Pisang yang disalurkan ke Bali ini dijual kepada e pengumpul pisang, lalu dari pengumpul pisang tersebut barulah dijual ke pengecer kemudian dijual ke konsumen akhir.

Dengan demikian, diketahui terdapat tiga saluran pemasaran pisang yang mana jika diperhatikan ketiga saluran tersebut sebenarnya belum benar -- benar efektif dikarenakan tentu saja ada kemungkinan perbedaan dalam mengambil keuntungan alias adanya pihak yang mengambil keuntungn relatif lebih besar dari pada lembaga pemasaran lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya petani melakukan pencarian informasi harga pada pasar atau konsumen agar terdapat acuan saat menjualnya kepada distributor.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun