Mohon tunggu...
Sesilia Ivena
Sesilia Ivena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Lebih Percaya Diri Lewat Iklan Dove

22 November 2020   22:55 Diperbarui: 22 November 2020   23:44 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan merupakan salah satu cara sebuah brand dalam mengenalkan produknya. Di era yang modern ini, iklan dikemas dalam bentuk yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan manusia jaman sekarang. Dengan adanya iklan, suatu brand dapat mengangkat produknya agar bisa dikenali oleh masyarakat luas. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa iklan membawa keuntungan yang signifikan untuk sebuah produk.  Apalagi dikemas dengan unsur yang menarik dan berhubungan dengan kehidupan saat ini.

Agensi Iklan cenderung memiliki cara untuk mengenalkan sebuah produk kepada khalayak. Cara-cara itu membuat suatu ciri khas yang membekas dan mudah diingat. Sehingga, timbul daya tarik dan kepercayaan dari masyarakat mengenai produk itu. Jika dicontohkan, salah satu produk yang menggunakan hal yang sedang tenar saat ini adalah Dove. Dove memanfaatkan rasa khawatir akan penampilan sebagai acuan brandingnya.

Brand kecantikan yang cukup terkenal di Indonesia ini ternyata merupakan salah satu product khusus perawatan tubuh luncuran dari Unilever. Anak brand Unilever yang memiliki kantor pusat di Belanda dan Inggris ini cukup populer di Indonesia dan produknya mudah didapatkan di mana-mana. 

Dengan slogannya "Dove Real Beauty", brand ini menciptakan citra yang ingin membuat semua orang beranggapan bahwa kecantikan banyak bentuknya. Khususnya pada product shampoo dari Dove Indonesia yang menusung tema "Rambut Aku, Kata Aku." 

Dalam iklan ini, Dian Sastrowardoyo yang menjadi bintang iklan menceritakan betapa ia sering dikomentari setiap kali mengganti gaya rambut. Padahal menurutnya, ia melakukan semua itu untuk dirinya sendiri. Ia meyakinkan bahwa tidak ada salahnya mengekspresikan diri lewat gaya rambut. Asal semua dilakukan atas kemauan dan kenyamanan diri sendiri.

Di sini dapat kita lihat iklan Dove mengaitkan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang suka mengomentari penampilan orang lain. Dengan campaign "Rambut Aku Kata Aku", Dove berharap bisa meningkatkan kepercayaan diri dalam pemilihan gara rambut dan merawatnya dengan rangkaian produk shampoo Dove. Dove juga berharap bahwa stigma masyarakat terhadap wanita cantik yang harus berambut panjang dan lurus segera terganti.

Sama seperti iklan Dove di Inggris, yang bertemakan Beauty Standards of Age are a Form of Bias. 

Di sini dapat dilihat bahwa Dove UK ingin menciptakan pandangan kepada masyarakat bahwa orang berumur tua masih dapat dikatakan cantik. Tentu dalam kaitannya, melalui iklan ini Dove ingin menciptakan citra yang baik terutama mengenai masalah wanita berumur di negara asalnya. Dengan iklan tersebut, pengguna memiliki kepercayaan diri bahwa kecantikan sesungguhnya tidak dilihat dari apa yang terlihat saja.

Dari kedua iklan ini, kita sebenarnya dapat langsung melihat kearah mana suatu perusahaan ingin menampulkan citra produknya. Tidak hanya itu, perusahaan selalu punya cara dalam melakukan branding yang menimbulkan keyakinan konsumen. 

Cara branding yang cerdas ini selalu disesuaikan dengan kehidupan dimana brand tersebut diperjualbelikan. Seperti contohnya perbedaan iklan  Dove Indonesia dan Dove UK yang mungkin menayangkan struggle yang berbeda dari tiap negara asalnya.

Memang kebutuhan suatu perusahaan dalam memperdagangkan produknya melalui iklan agar bisa merambah hingga ke global (MCPhail,2014). Hal itu membutuhkan cara-cara yang visioner dan juga tepat. 

Di sini, sangat dibutuhkan keahlian agensi iklan global dalam pemilihan pesan verbal ataupun non-verbal agar sifatnya yang informatif, persuatif dan menarik dapat tersampai dengan jelas. Seperti Dove yang ingin meyakinkan bahwa kecantikan itu bisa dilihat dari segala aspek bisa membuat konsumennya percaya dan menggunakan produknya.

Daftar Pustaka :

Unilever.co.id.  Dove Bantu Wanita Indonesia Temukan Kekuatan dari Dalam Diri Melalui Dove Zona Kuat. Diakses pada 21 November 2020, pada https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2019/dove-zona-kuat.html

McPhail, T. (2014). Global Communication Theories, Stakeholders and Trends. Fourth (4th) Ed. Willey-Blackwell: West Sussex (Wiley Vital Source) (Ch. 15)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun