Mohon tunggu...
Sesilia Ivena
Sesilia Ivena Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hai

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kantor Berita Internasional: Inter Press Service si Pemerhati HAM

27 September 2020   21:47 Diperbarui: 27 September 2020   21:50 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Berita Internasional merupakan sebuah agensi yang memiliki tugas untuk mengumpulkan, membuat dan memproduksi berita yang akan disebarkan secara global maupun di daerah itu sendiri. Kantor berita menjadi lembaga penting karena memiliki peran untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat tentang keresahan ataupun pemberitaan yang sangat dibutuhkan.

Salah satunya adalah Inter Press Services atau IPS yang merupakan asosiasi jurnalis nirlaba di seluruh dunia dan memiliki tujuan yang sama yaitu mempromosikan strategi global. Inter Press Sevices bermula pada tahun 1964 oleh Roberto Savio, jurnalis asal Italia. Tujuan lainnya adalah sebagai pemersatu masyarakat dan sebagai pembuat kebijakan media nasional dan internasional. Inter Press Service juga memiliki koneksi luas dengan organisasi non pemerintah yang memiliki peran penting pada masyarakat khususnya di negara pinggiran dengan mengembangkan strategi kerja sama. Fokus IPS ada pada liputan berita tentang peristiwa global yang mempengaruhi perkembangan ekonomi, sosial dan politik dengan konsentrasi pada isu kesenjangan antara kaya dan miskin, serta Hak Asasi Manusia (HAM). 

Awalnya, IPS ditujukan untuk mengisi informasi antara Eropa dan Amerika Latin. Hanya saja, saat ini sudah diperluas jaringannya sehingga saat ini memiliki kantor tetap di 41 negara dan mencangkup 108 negara. IPS juga dianggap sebagai  kantor berita pertama dan satu-satunya yang independen dan profesional yang menyediakan informasi harian dengan fokus dan sudut pandang Dunia Ketiga. 

Setelah melihat dan membaca beberapa berita yang ada di IPS, konten yang tertera benar tentang pandangan kesenjangan. Di mana ada kesenjangan yang terjadi baik soal ekonomi, sosial ataupun hukum HAM. Terutama di masa pandemi ini, pemberitaan difokuskan pada dampak-dampak COVID-19 terutama pada aktifitas lockdown. 

tangkapan layar
tangkapan layar
Salah satunya ada di beritanya yaitu,  Ecology is Economy - 'We Need an Integrated Approach Between Lives and Livelihoods'. Berita ini membahas seputar pemanfaatan sumber daya yang ada. Terutama ketika pandemi COVID-19 ini ketika semua orang mengalami kesusahan.  Namun dalam pemberitaan yang tertulis,  memperlihatkan sudut pandang masyarakat pinggiran yang sampai tidak bisa membeli beras dan pangan karena aktifitas lockdown. Di sana juga ditawarkan beberapa cara menghadapi masa pandemi ini dengan memanfaatkan ekologi untuk ekonomi. Yang mana, dengan pemanfaaatan sumber daya alam akan jauh membantu rakyat kecil dalam memenuhi kebutuhan hidup atau bahkan dijadikan sarana pekerjaan. 

Banyak juga ditemukan pemberitaan semacam ini yang bisa membuat orang yang membaca menatap sudut lain dari suatu masalah dari sisi masyarakat pinggiran. Selain itu banyak juga pemberitaan yang disertakan dengan penyelesaian masalah yang ada. Sehingga tidak hanya informasi yang didapatkan oleh pembaca, tapi juga jalan keluar yang bermanfaat.

#komglob05

Refrensi :

www.ipsnews.net. (2020, 27 September) diakses dari http://www.ipsnews.net/about-us/

www.ipsnews.net. (2020,27 September) diakses dari http://www.ipsnews.net/news/regional-categories/global/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun