Faktanya 93% otak manusia berisi visual, dalam kata lain manusia lebih cepat menerima informasi jika didalamnya terdapat visual. Manusia lebih cenderung memilih informasi yang penuh dengan visual daripada text. Fakta lainnya yang menarik adalah ternyata manusia hanya mampu menyerap kurang lebih 100,500 kata saja per hari, itu berarti manusia cenderung hanya akan membaca 28% jika dalam sebuah informasi hanya berisi kata-kata saja.
Kecenderungan manusia yang lebih mampu menyerap informasi lewat visual membuat teknik dalam storytelling juga mengelami perubahan. Bentuk storrytelling yang tadinya hanya tulisan diubah dalam bentuk visual, dapat dikatakan visual tersebut digunakan sebagai pengganti sebuah tulisan atau keterangan apa yang dimaksudkan oleh si pembuat cerita. Seseorang yang melihat visual tersebut akan mengerti apa yang dimaksudkan oleh si pembuat karena visual tersebut seperti dapat bercerita sendiri, tulisan biasanya hanya sebagai informasi tambahan. Visual disini dalam bentuk gambar ataupun video.
Visual storytelling ini juga mempunyai power atau kekuatan yang besar dalam menyampaikan sebuah cerita. Lewat sebuah visual, baik foto ataupun video cerita akan tersampaikan dengan baik dan audiens mudah menerima pesan tersebut tanpa harus membaca teks untuk mengetahui maksud dari suatu cerita.
Visual storrytelling terdapat 10 rules atau aturan yang dapat diikuti untuk mempermudah kita dalam membuat storrytelling itu sendiri :
- Show, don't tell
- Context is everything
- Show people
- Be personal, be true
- Show conflict
- Reveal hidden things
- Focus
- Keep moving
- Don't be obvious
- Teach something
Apa penjelasan dari 10 rules diatas? Apakah visual storrytelling sangat berguna? Simak dan dengarkan penjelasannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H