Mohon tunggu...
Servina suherman
Servina suherman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi semester akhir

Saya servina aida putri mahasiswi semester akhir di universitas jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kampung Adat Cirendeu Tetap Menjaga Eksistensi Adat Istiadat dan Budaya

11 November 2022   14:03 Diperbarui: 11 November 2022   14:06 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kampung adat cirenndeu terletak di Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Kampung adat cirendeu masih mampu menjaga eksistensi dan identitasnya sebagai adat istiadat, budaya, dan kemajuan zaman.

Kampung Adat Cireundeu berasal dari kata 'Ci' atau 'Cai' yang berarti air, sedangkan kata 'Reundeu' berasal nama pohon reundeu. Pohon reundeu sendiri dikenal sebagai pohon yang daunnya merupakan bahan baku obat herbal.  Sebagai sumber air dan pohonnya yang berkhasiat untuk kesehatan.

Kampung yang masyarakatnya menganut kepercayaan Sunda Wiwitan ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-16 atau sekitar 500 tahun yang lalu. Di Kampung Adat Cireundeu, pemeluk agama Islam bisa berbaur dengan penghayat kepercayaan Sunda Wiwitan tanpa ada kekhawatiran sama sekali. Misalnya ketika warganya yang muslim menjalankan ibadah puasa Ramadan, sementara penghayat Sunda Wiwitan menjalankan ritualnya.

Makanan pokok masyarakat sunda wiwitan yaitu nasi singkong. berbeda dengan makanan pokok biasaya yaitu dari beras hal ini sebagai bentuk kepercayaan masyarakat bahwa sepeninggal nenek moyang dahulu memakan nasi singkong dan masih tetap dianut sampai sekarang ini. Sunda Wiwitan sendiri merupakan kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur yang dianut oleh masyarakat tradisional Sunda

Dalam menjalankan ritual peribadatan, baik warga yang beragama muslim maupun mereka penganut Sunda Wiwitan sama sekali tak pernah saling mengganggu maupun terganggu.

Berkunjung ke Kampung Cireundeu bisa menjadi salah satu destinasi wisata edukasi sekaligus belajar mengenal budaya yang ada di Kota Cimahi ini. Suasana asri dan hening bisa dilihat disini. Mengingat ini juga merupakan kampung adat, pengunjung harus mengikuti tata tertib kampung ini.

Adapun larangan bagi pengunjung yang ingin berkunjung ke hutan kampung Cireundeu, harus melepas alas kakinya hingga ke puncak dan tidak boleh memakai pakaian warna merah. Bagi wanita yang sedang haid dilarang mengunjungi wilayah-wilayah sakral  yang digunakan beribadah oleh para leluhur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun