Mohon tunggu...
Servatius Nayaka Adyandaru
Servatius Nayaka Adyandaru Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

Seminaris tingkat 1 di Seminari Santo Petrus Canisius Mertoyudan hobi : membaca komik, novel, dan sejarah menonton serial tv dan film mendengarkan musik bermain game khususnya game RPG (cerita) kepribadian : pemaaf, sedikit susah mengontrol emosi topik pembicaraan kesukaan : film, musik, dan game

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jadi Pemuda yang Berkontribusi

18 November 2024   10:30 Diperbarui: 18 November 2024   10:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-96 Republik Indonesia yang diadakan hari ini mengingatkan kita akan pentingnya partisipasi pemuda untuk Indonesia, terlebih lagi menjelang Indonesia emas tahun 2045. Pemuda di Indonesia saat ini mengalami krisis dimana tingkat pengangguran pemuda di Indonesia tinggi, opini-opini pemuda yang seperti tidak dipedulikan oleh golongan tua, dan banyaknya pemuda yang malas beropini dan bergerak untuk mengubah hal yang tidak baik. Itu semua disebabkan oleh karena sistem pendidikan Indonesia yang bobrok. Hal itu membuat mayoritas pemuda di Indonesia tidak memiliki kesadaran dan kemampuan yang mumpuni untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi Indonesia.

             Laporan UNDP Tahun 2022 menunjukan bahwa negara dengan pemuda yang aktif berpartisipasi dalam organisasi parlemen suatu negara memiliki lebih banyak kesempatan dalam meningkatkan efektivitas dalam merespon isu-isu anak muda, seperti pendidikan, kesehatan mental dan psikis, dan kesempatan dalam pekerjaan. Itu semua dikarenakan pemuda-pemudi yang aktif berpartisipasi memiliki daya kreativitas yang tinggi dan mereka dapat lebih tanggap dalam menyelesaikan isu-isu semacam itu. Melihat hal itu kita sebagai pemuda di Indonesia diwajibkan untuk memiliki kontribusi tertentu terhadap kedaulatan republik Indonesia.

             Seorang pemuda pasti memiliki mimpi, entah itu mimpi untuk mencapai sesuatu atau untuk memiliki sesuatu. Mimpi-mimpi itu bagi pemuda memiliki arti lebih dari hanya sebuah hal yang ingin dicapai, mimpi seorang pemuda itu juga mengandung harapan-harapan dari individu itu sendiri, dan dari orang lain juga seperti orang tua. Mimpi-mimpi tersebut terutama yang menyangkut tentang pengembangan sebuah negara itu pasti akan diperjuangkan oleh pemuda yang memang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, namun banyak pula hambatan yang menghalangi. Salah satu hambatan itu adalah keberadaan generasi tua yang meremehkan ide dan pendapat dari pemuda yang sebenarnya berpotensi untuk mengubah bagaimana sistem dapat bekerja menjadi lebih baik, walaupun memang tidak semua tapi adanya oknum yang melakukan hal itu sangat menganggu dan menghambat perkembangan dan kontribusi pemuda di Indonesia. 

             Sebagai pemuda kita pastinya tidak ingin hanya tidak melakukan apa-apa dan pastinya ingin mengubah negara ini menjadi lebih baik, apalagi dengan adanya proyek besar-besaran Indonesia emas pada tahun 2045. Kita dapat berkontribusi dengan mengutarakan pendapat kita, sekarang media sosial sedang menjadi atraksi inti dari banyak pemuda jaman sekarang, banyak pula hal negatif yang diberikan, namun sebagai pemuda yang menginginkan perubahan kita dapat memakai media sosial yang dapat menghubungkan kita ke berbagai tempat dan waktu untuk menguggah dan menyebarkan pendapat kita dan masukan kita akan suatu hal. Kita juga dapat berkontribusi dengan belajar dengan lebih giat, entah di sekolah, universitas maupun otodidak, belajar pastinya membuat pikiran kita menjadi lebih terbuka dan akhirnya memiliki pikiran yang lebih kreatif dan kritis dalam menghadapi suatu masalah terutama masalah yang menyangkut kedaulatan negara. Kenyataan yang sebenarnya memang tidak seindah itu, dewasa ini banyak pemuda yang memiliki kesadaran untuk berkontribusi yang minim. Hal itu karena pemuda sekarang merasa malas dan acuh tak acuh terhadap kondisi negara kita yang bobrok.

             Kondisi negara yang bobrok ini dapat dilihat dari banyaknya kasus KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) di negara kita, banyak pula ketidakadilan entah dalam hukum maupun dalam hak-hak setiap orang, banyak pula ketimpangan sosial yang terjadi. Kita sebagai pemuda yang baru melihat hal-hal diatas tidak sepatutnya kita bersikap acuh tak acuh sebaliknya kita sebagai pemuda baru yang masih berkembang harus menjadi pemuda yang benar-benar berkontribusi bagi negara indonesia, kita harus mengembangkan nasionalisme dan rasa cinta kita pada tanah air kita Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan seperti yang sudah saya sebutkan dengan belajar segiat mungkin, mengembangkan rasa syukur karena telah memiliki tanah air yang sangat kaya ini, dan tanah air yang kaya ini harus kita kembangkan dan perbaiki yang belum baik agar kekayaan tanah air kita Indonesia ini dapat terjaga dengan baik sampai masa-masa mendatang kelak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun