Mohon tunggu...
Servasius Hayon
Servasius Hayon Mohon Tunggu... Freelancer - Lulus dari Seminari San Dominggo Hokeng

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Penyaliban

17 November 2024   12:32 Diperbarui: 17 November 2024   12:50 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tentu saja aku bukan tamu pertama yang datang mengunjungi Kau karena aku tak boleh memonopoli semua dosa.

Dosa adalah milik semua orang, tapi bukankah Kau istimewakan satu perempuan yang tak tertarik pada satu dosa pun?

Perempuan itulah yang membawaku  menemui Kau dan Kau masih saja tersalib.

Jika kubertanya, apa yang kusumbangkan  dalam penyaliban Kau?

Pakukah?

Salibkah?

Lubang di lambungkah?

Cambukkah?

Apakah?

Perempuan yang menangisimu itu sama dengan perempuan yang melihatku tanpa menaruh rasa benci.

Matanya yang penuh belas kasihan hanya mengulang-ulang pernyataan Kau, "Bertobatlah dan percayalah pada Putraku!"

Aku memang percaya makanya aku memenuhi undangan Kau. Tapi apabila percaya bukan hanya sekadar kata, Kau, Sang Kata, katakanlah padaku, apa yang lebih dari kata-kata?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun