Setelah menyimpan tanda salib
di saku baju,
kau pamit pada subuh yang tua.
Tukang ojek sudah menggigil di depan
pintu,
dikutuk dingin dan bau nafas hujan.
Tanda salib yang kausimpan di saku
buat jaga-jaga bila setan menghadangmu.
Apakah itu sebabnya
kau tak mau diturunkan di muka halte?
Karena setan-setan yang nakal
selalu bisa memulangkanmu pada
kisah-kisah cinta yang gagal?
Tukang ojek itu hanya mengantar,
dan menjemput bila di suruh senja.
Ia tak pernah bicara apa-apa.
Membisu bila tak diajak bicara.
Siapa tahu ia malaikat yang menjelma,
menunggu kau dengan jujur
menyampaikan curhatanmu
Sangatta, 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H