AI Meroket, Mengapa?Â
Pada zaman serba digital ini, tentu Anda tidak asing lagi dengan adanya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). AI adalah teknologi komputer yang diciptakan untuk meniru kemampuan intelektual manusia.Â
Gagasan AI sudah dikembangkan sejak abad ke-20 lalu. Bahkan pada tahun 1980an pernah muncul AI boom di mana gagasan AI mulai dikenal luas terutama di negara asalnya, Amerika Serikat.Â
Meski sesaat, perkembangan AI juga sempat mengalami 'musim dingin' ketika pendanaan dan minat terhadap penelitian AI berkurang. Namun pada tahun-tahun dingin tersebut, segelintir ilmuwan dan teknisi komputasi bekerja mengembangkan AI hingga pada tahun 2023 ini penggunaan AI mencapai klimaks-nya.
Perkembangan AI tersebut didukung oleh jumlah pengguna akses internet. Perkembangan AI di Indonesia terbilang cukup signifikan karena pengguna akses internet berjumlah banyak.Â
Tahun 2020 kemarin, tercatat lebih dari 70% populasi masyarakat Indonesia yang menggunakan pengguna akses internet. Pengguna akses internet berasal dari semua usia dan kalangan. Mayoritas pengguna akses internet berusia 25 hingga 49 tahun yang merupakan usia produktif atau usai pekerja.
Mestinya, AI sebagai inovasi terbaru yang berjalinan dan bersangkutan dengan sebagian besar generasi produktif mampu berdampak positif pada pasar kerja. AI berdampak pada tingkat perekrutan pekerja dan tingkat pengangguran di Indonesia. Ada kekhawatiran tertentu tentang AI menggantikan peran manusia di pasar kerja. Namun, apakah benar demikian?
AI Sukses Mengubah Generasi Muda menjadi Generasi Stroberi
Generasi stroberi atau strawberry generation adalah istilah yang dipakai orang Taiwan untuk menyebut generasi setelah tahun 1981. Buah stroberi menjadi gambaran bagai generasi yang eksotik nampaknya, namun mudah hancur bila terbentur atau terinjak.Â