Sebagai orang Kristen, kita telah diperkenalkan dengan upacara atau ritual Perjamuan Kudus. Dari sejak kita mungkin sekolah minggu, sekalipun tidak ikut serta di dalamnya, namun kita sudah diperkenalkan dengan ritual tersebut oleh karena Perjamuan Kudus merupakan ritual yang akan sering kita jumpai dalam peribadatan di gereja. Perjamuan Kudus bukan hanya serangkaian ritual acara, melainkan juga suatu momen sakral yang mengingatkan kita akan pengorbanan Yesus Kristus demi keselamatan umat-Nya. Perjamuan Kudus biasanya diadakan tergantung pada pemaknaan tiap gereja masing-masing. Beberapa gereja melakukan Perjamuan Kudus pada minggu pertama setiap bulannya. Namun, beberapa gereja juga melaksanakan Perjamuan Kudus tiga kali setahun dalam hari-hari tertentu saja seperti paskah dan lain sebagainya.
Ketika kita melaksanakan Perjamuan Kudus, pernahkah terberisit dalam pikiran kita masing-masing dan kemudian bertanya-tanya mengapa kita perlu melakukan Perjamuan Kudus? Seberapa penting Perjamuan Kudus dalam kehidupan rohani kita? Dan apa sebenarnya makna dari Perjamuan Kudus tersebut? Apakah hanya sekedar tradisi turun-temurun oleh karena gereja sudah biasa melakukannya? Ataukah karena ini perintah Yesus Kristus jadi kita melakukan tradisi tersebut? Jika ini merupakan perintah dari Yesus langsung, seberapa penting Perjamuan Kudus sehingga Yesus Kristus perlu memerintahkannya?
Perjamuan Kudus merupakan salah satu sakramen yang diakui oleh gereja Protestan, selain Baptisan Kudus. Sakramen adalah 'tanda' atau 'simbol' yang diberikan langsung oleh Yesus Kristus kepada kita umat-Nya untuk suatu alasan. Perjanjian Lama menulis bahwa Allah kerap kali memberikan kepada bangsa Israel 'tanda' atau 'simbol' untuk menguduskan mereka menjadi umat-Nya dari bangsa-bangsa lain yang tidak mengenal Allah. Tanda ini adalah sunat yang pertama-tama diberikan kepada nenek moyang bangsa Israel yaitu Abraham (Kej. 17:11; Roma 4:11). Pada masa sekarang setelah Yesus Kristus mati, bangkit, dan terangkat ke Surga, tanda yang awalnya adalah sunat, kemudian berganti menjadi Perjamuan Kudus dan Baptisan. Tanda ini menjadi bukti bahwa kita umat Allah yang telah ditebus oleh Yesus Kristus. “Tanda” di sini merupakan suatu hal yang dapat kita lihat, namun melambangkan suatu hal yang ilahi. Definisi yang sering sekali bapa-bapa gereja pakai dalam mendefinisikan “tanda” ini adalah “to be a visible sign of an invisible grace.” Apa maksud dari definisi tersebut? Tanda yang kelihatan dari anugerah yang tidak terlihat.
Sebelum membahas lebih lanjut mengenai anugerah yang tidak terlihat dari sebuah “tanda” yang diperintahkan Kristus, kita perlu sama-sama untuk melihat apa pentingnya tanda/simbol? Apa yang menjadi kegunaan dari sebuah simbol? Dapatkah simbol menjadi suatu hal yang bermakna? Simbol merupakan salah satu cara yang digunakan untuk berkomunikasi. Simbol dapat digunakan untuk mengomunikasikan hal yang ingin kita komunikasikan. Dengan melihat simbol, kita dapat mengkomunikasikan suatu yang sangat penting dari simbol tersebut.
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita dapat menemukan bahwa simbol atau tanda adalah salah satu hal penting. Misalnya simbol “cincin” dalam pernikahan atau “bendera Negara.” Kedua tanda/simbol tersebut pastinya mengkomunikasikan sesuatu. Jika dalam kehidupan kita sehari-hari ada sepasang pasangan suami – istri yang selalu memakai cincin pernikahan kemudian, secara tiba-tiba melepaskan cincin tersebut, orang-orang yang melihatnya akan bertanya mengapa dia melepasnya? Apakah mereka bertengkar? Apakah rumah tangga mereka baik-baik saja? Berarti cincin yang merupakan simbol atau tanda ini sedang mengkomunikasikan bahwa hubungan suami istri baik-baik saja atau sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ataukah seorang yang memakai cincin pernikahan menandakan bahwa dirinya tidak single lagi atau kata lainnya dirinya ingin mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa dirinya sudah beristri atau bersuami tanpa perlu berkata-kata.
Sama halnya dengan bendera, bendera merupakan simbol yang mengkomunikasikan sesuatu. Jika seseorang dengan sengaja menginjak bendera yang merupakan simbol atau tanda dari suatu Negara, tindakan tersebut dapat diartikan sebagai penghinaan terhadap Negara yang benderanya diinjak. Menginjak bendera suatu Negara mengkomunikasikan bahwa orang tersebut sedang menghina Negara tersebut. Oleh karena itu, simbol memiliki kekuatan besar untuk menyampaikan pesan atau makna tertentu dibalik simbol atau tanda yang digunakan.
Yesus Kristus memberikan sebuah “tanda” dan memerintahkan kita untuk melaksanakan tanda tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tanda ini penting untuk dilakukan. Yesus Kristus mendorong para murid-Nya untuk melaksanakan Perjamuan Kudus. Bukan hanya memerintahkan dan mendorong para murid untuk melaksanakannya. Tetapi Yesus juga ingin kita dengan lebih teliti merenungkan alasan mengapa diri-Nya memerintahkan untuk melaksanakan Perjamuan Kudus. Apa yang ingin dikomunikasikan melalui “tanda” tersebut? Anugerah semacam apa yang disediakan Allah bagi kita melalui Perjamuan Kudus? Kita dapat bersama melihat keseriusan Yesus dalam perintah-Nya melaksanakan Perjamuan Kudus dilihat dari bagaimana Yesus memilih untuk memberitahukan hal ini kepada para murid menjelang kematian-Nya.
Meskipun hal ini juga berkaitan erat dengan paskah yang telah dilaksanakan oleh orang-orang Yahudi untuk memperingati hari keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Namun peristiwa di mana Yesus menyampaikannya pada saat-saat mendekati kematian-Nya juga ingin menyampaikan bahwa perintah ini dapat dikategorikan sebagai wasiat terakhir kepada murid-murid-Nya dan sampai kepada kita. Dalam surat Paulus, menambahkan agar kita sebagai umat percaya tahu bahwa Kristus memerintahkan untuk melakukan Perjamuan ini sebagai peringatan akan diri-Nya yang siap mati untuk manusia. “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!” demikian juga Ia mengambil cawan sesudah itu makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini , setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang (1 Kor.11:23-26).
Mari bersama melihat apa yang terkandung dalam “tanda” yang sudah diizinkan Tuhan dipakai dalam mengenang karya-Nya. Dalam Perjamuan Kudus roti dan anggur perjamuan diterima untuk menguatkan jiwa, atau untuk memperkuat iman kita. Perjamuan Kudus dilakukan dengan memecahkan roti, memakan roti, serta minum anggur sesuai dengan yang diajarkan dan diperintahkan Kristus. Perintah ini diberikan kepada semua orang yang percaya sebagai undangan langsung dari Yesus sendiri. Ini dilakukan untuk mengingatkan dan menyatakan bahwa tubuh-Nya dan darah-Nya tertumpah untuk kita, yang diundang untuk mengikuti perjamuan tersebut. Tanda-tandanya adalah roti yang dipecah-pecahkan dan dimakan, serta anggur yang dicurahkan dan diminum. Semua ini dimaksudkan untuk menggambarkan persatuan kita dengan Kristus melalui iman, dan pada akhirnya kita pun menyadari dan memiliki pengharapan yang kuat bahwa kita sudah menjadi bagian dari diri-Nya. Perjamuan kudus menjadi penting untuk meneguhkan iman kita, oleh karena undangan untuk mengikuti Perjamuan Kudus adalah tanda jikalau kita dapat yakin bahwa kita telah dipersatukan dengan Kristus. Dia telah memberi kita makan dengan tubuh dan darah-Nya untuk kita bisa hidup.
Perjamuan kudus juga dapat menjadi sarana kita untuk mengingat kasih Kristus bagi kita dan tempat kita dapat mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah yang telah mengaruniakan anak-Nya yaitu Yesus Kristus menjadi tebusan untuk kita. Tentu dalam mengingat bahwa Kristus telah rela untuk mengorbantak tubuh dan darah-Nya membuat kita ingin memanjatkan rasa syukur kita kepada-Nya. Dalam 1 Kor. 11 kalimat "Perbuatlah ini untuk mengingat Aku." "Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu menunjukkan kematian Tuhan sampai Ia datang." (Lukas 22:19; 1 Korintus 11:26). “Tanda” ini dapat menjadi sarana untuk kita dapat memberitakan injil kepada diri sendiri dengan betul-betul menyediakan waktu untuk mempersiapkan diri sebelum Perjamuan Kudus untuk merenungkan Kristus. Perjamuan kudus bukan hanya merupakan undangan kasih Tuhan kepada diri sendiri yaitu dengan mengingatkan injil kepada pribadi tiap orang, atau bahkan “tanda” untuk mengingat pengorbanan Kristus, tetapi juga dapat menjadi saluran dalam memberitakan injil kepada orang lain.
Saya mengingat ketika masih kecil, saya melihat orang-orang yang besar dan salah satunya adalah orang tua saya, mengambil anggur dan roti kemudian memakannya. Dalam hati bertanya “mengapa mereka meminum anggur dan roti? Mengapa saya tidak diberikan makan itu? Dan terpikir bahwa moment ini dapat menjadi sarana bagi orang tua untuk memberitakan injil kepada anak-anak (Kel. 13:14).