Hal lainnya, Perjamuan Kudus juga berfungsi untuk menjadi tanda membedakan umat yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus dan yang belum diselamatkan. Tuhan telah menetapkan perjamuan ini bukan semua orang, melainkan untuk mereka yang adalah murid-murid-Nya. Selain itu, perjamuan kudus juga merupakan tanda ikatan kasih sesama anggota tubuh Kristus yang telah diselamatkan.."Karena walaupun tubuh itu satu, tetapi mempunyai banyak anggota, dan semua anggota tubuh yang satu dengan yang lain, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, demikian juga Kristus." (1 Korintus 10:17)
Mereka yang menjadi anggota tubuh yang sama seharusnya memiliki kasih sebagai saudara, sehingga umat Allah dapat berkumpul dan bersatu dalam persekutuan yang erat akan kasih persaudaraan. Oleh karena itu, Kristus berkata, “Minumlah kamu sekalian daripadanya,” dan Paulus berkata, “Apabila kamu berkumpul untuk makan, tunggulah seorang akan dengan yang lain” (Matius 26:27; 1 Korintus 11:33).
Dapat disimpulkan bahwa persekutuan dengan saudara seiman juga merupakan salah satu tujuan dari Perjamuan Kudus. Kita perlu menyadari bahwa kita merupakan sebuah komunitas yang saling membangun dan mengasihi, sebagaimana Kristus juga mengasihi kita. Oleh karena itu, Perjamuan Kudus seharusnya tidak dilakukan seorang diri. Kristus memerintahkan agar dilakukan bersama dengan orang percaya lainnya (1 Kor. 11:20, 23 dan 1 Kor. 10:17). Perjamuan Kudus merupakan persekutuan dan juga “tanda” dari persekutuan kita dengan Kristus. Dalam Perjamuan Kudus, kita harusnya bersekutu dengan Kristus dan juga dengan orang-orang seiman lainnya untuk saling menguatkan satu dengan yang lain.
Melihat teks Alkitab dari kitab injil (Matius 26:26-29; Markus 14:22-25; Lukas 22:14-23) ada beberapa kalimat atau perkataan Yesus yang perlu kita perhatikan bersama-sama. Arti dari “memakan” tubuh dan “minum” darah Kristus yang telah disampaikan kepada para muridNya bukanlah secara jasmani bahwa kita benar-benar makan dan minum, melainkan secara rohani. Hal ini juga ingin memperlihatkan atau menggambarkan iman dalam penderitaan dan kematian Kristus. Bagaimana Allah melalui pencurahan darahNya mengampuni dosa kita. Kita pun dianugerahi hidup kekal melalui iman. Tidak hanya itu melalui perjamuan kudus kita juga perlu mengingat persatuan kita dengan Kristus melalui Roh Kudus yang tinggal di dalam kita. Dialah yang menolong kita dalam hidup kita di dunia ini menghibur dan menjadi pengingat kita (Yoh. 14:26). Oleh karena itu, memakan tubuh yang disalibkan dan minum darah yang tercurah dari Kristus berarti percaya bahwa Allah menerima kita dalam kasih-Nya karena karena Kristus.
Perkataan Kristus “ambillah, makanlah” ingin mengatakan bahwa dalam Perjamuan Kudus, kita diundang untuk turut ikut serta di dalamnya. Kita tidak boleh hanya menjadi penonton pasif dari perjamuan tersebut, tetapi harus menerima dan memakannya. Ini merupakan undangan tanda kasih karunia dari Allah, yang menunjukkan kepada kita diterima dan kita boleh mengambil jamuan dengan tangan kita, memakan dan meminumnya dengan mulut kita. Sedangkan ketika Yesus mengatakan "Ini tubuh-Ku", yaitu roti. Ini berarti Yesus mengatakan ingin mengatakan dan pada akhirnya mengajarkan kepada kita bahwa roti adalah sebagai tanda tubuh Kristus, diberikan kepada mereka yang mengambil bagian dan percaya pada janji-Nya. Hal yang sama juga telah dikatakan dan dijanjikan oleh Kristus ketika dalam pelayanannya (Yohanes 6:25-66). Yesus dalam pasal tersebut mengatakan bahwa daging-Nya akan menghidupkan kita, dan akan berkontribusi pada keselamatan mereka yang memakannya, sekalipun ketika Kristus mengatakan hal ini, banyak murid-murid yang mengikuti-Nya pergi meninggalkan Yesus. Namun dalam bagian Yesus mengatakannya sebelum kematian, Yesus mengingatkan dan mengatakan janji bahwa diri-Nya akan memberikan kehidupan kekal kepada semua yang memakan daging-Ku dan minum darah-Ku, sehingga mulai dari saat itu semua yang percaya pada janji tersebut akan memakan roti ini dan dapat benar-benar yakin dengan janji yang Yesus Kristus telah berikan.
Perkataan Yesus tentang "menjadi peringatan akan Aku", kita diajak untuk merenungkan anugerah yang telah Yesus Kristus berikan kepada kita. Peringatan di sini tidak hanya kita diundang untuk datang dan merenungkan sejarah keselamatan yang telah dikerjakan-Nya, tetapi ini juga merupakan peringatan akan kematian-Nya, yang artinya kita dalam keadaan datang dengan pernuh kesadaran akan ungkapan syukur kepada Allah yang memberikan tanda tersebut untuk kita dapat merenungkan peristiwa khusus di mana kita mengingat kembali kematian dan kebangkitan-Nya. Bukan hanya itu, kita juga mengingat bagaimana besar penderitaan yang Yesus Kristus alami untuk penebusan kita. Namun, pada saat yang sama memperkuat iman di dalam diri kita.
Tanda ini adalah sebuah anugerah yang kelihatan untuk memperlihatkan anugerah Allah yang tidak kelihatan yang begitu besar. Kristus melalui tanda ini tidak hanya mengingatkan kita akan diri-Nya dan penyelamatan yang dilakukan oleh-Nya supaya iman kita dapat dikuatkan dan diteguhan untuk menantikan keselamatan kekal. Yesus Kristus juga mau agar ketika kita datang kepada-Nya melalui Perjamuan Kudus, kita datang dengan hati yang benar-benar telah siap. Hati dipersiapkan untuk menerima undangan Allah untuk kita dapat merenungkan betapa besar kasih-Nya dan penerimaan-Nya bagi kita orang yang berdosa yang sering kali mengecewakan-Nya.
Dalam mengakhiri pembahasan mengenai Perjamuan Kudus, penting bagi kita sebagai orang percaya untuk menyadari dengan sungguh-sungguh bahwa ritual ini bukan sekadar tradisi turun-temurun atau hanya sekekedar perintah yang pernah Kristus beritakan untuk kita lakukan tanpa makna. Perjamuan Kudus adalah tanda yang dianugerahkan kepada kita untuk memaknai undangan kasih karunia dari Allah kepada kita.
Melalui roti yang dipecah dan anggur yang dicurahkan, Perjamuan Kudus menghadirkan suatu "tanda yang kelihatan dari anugerah yang tidak terlihat." Dalam setiap momen perjamuan, kita diingatkan akan pengorbanan Kristus yang memberikan hidup-Nya kepada kita. Hal ini bukan hanya sebuah tradisi atau kewajiban rutin, melainkan suatu pengingat akan kematian dan kebangkitan Kristus yang seharusnya memperkuat iman kita, ketika kita datang dengan persiapan hati.
Perjamuan Kudus juga memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara persekutuan diantara saudara seiman. Saat kita berkumpul bersama-sama untuk merayakan Perjamuan Kudus, kita tidak hanya mengingat karya penyelamatan Kristus, tetapi juga merayakan ikatan kasih sesama anggota tubuh Kristus. Jadi, mari kita setiap kali mengikuti Perjamuan Kudus, kita mempersiapkan hati untuk menerima berkat dari Perjamuan Kudus. Kita perlu memahami bahwa di balik tanda yang kita lakukan, terdapat kasih Allah yang tidak terukur yang mengundang kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H