Mohon tunggu...
Serunai Merdu Kalimatullah
Serunai Merdu Kalimatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Penyanyi, Pecinta Kuliner, Mahasiswi, Penggiat Aksi Small Action, dan masih banyak lagi.

be what u want, not everyone’s want.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggali Akar Keresahan Masyarakat dan Para Pebisnis: Budaya Juru Parkir Liar di Yogyakarta

15 Juni 2024   18:11 Diperbarui: 15 Juni 2024   18:28 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yogyakarta, kota budaya yang kaya akan sejarah dan tradisi, juga menyimpan realitas sosial yang menarik untuk ditelusuri, salah satunya adalah budaya juru parkir liar.

Fenomena ini, meskipun memberikan penghidupan bagi sebagian individu, juga menimbulkan berbagai dampak negatif yang perlu segera ditangani.

Budaya juru parkir liar di Yogyakarta telah menjadi permasalahan yang meresahkan masyarakat sekitar serta mengganggu para pebisnis atau pemilik usaha dalam beberapa tahun terakhir.

Fenomena ini, meskipun kontroversial, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di kota ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi asal-usul, dampak, serta tantangan kebijakan terkait dengan budaya tersebut.

Asal-usul Budaya Juru Parkir Liar

Budaya juru parkir liar di Yogyakarta tidak muncul secara tiba-tiba. Sebagian besar dari mereka adalah penduduk setempat yang mencari penghasilan tambahan di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Beberapa di antara mereka bahkan adalah mantan pekerja formal yang terpaksa beralih profesi karena sulitnya mencari pekerjaan yang layak.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Dampak budaya juru parkir liar secara sosial dan ekonomi cukup kompleks. Di satu sisi, mereka menyediakan layanan parkir yang nyaman bagi pengendara yang sering kesulitan menemukan tempat parkir di kota padat ini. Namun, di sisi lain, keberadaan mereka juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian orang dan seringkali melibatkan praktik pungutan liar yang merugikan sang pengendara.

Praktik Pungutan Liar

Salah satu hal yang paling meresahkan dari budaya juru parkir liar adalah praktik pungutan liar yang dilakukan oleh sebagian dari mereka. Para pengendara sering kali diminta membayar biaya parkir yang tidak sesuai dengan tarif resmi, bahkan seringkali tanpa mendapatkan bukti pembayaran yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun