Bahkan tak jarang ada pengendara yang tidak parkir atau hanya berhenti sebentar namun dipaksa untuk membayar parkir. Dan juga jika pengendara mengalami kehilangan helm atau benda di kendaraannya, para juru parkir liar ini tidak mau bertanggung jawab.
Hal ini tidak hanya merugikan pengendara secara finansial, tetapi juga menciptakan ketidakpercayaan terhadap sistem parkir yang seharusnya memberikan layanan yang adil dan transparan.
OS (19) mengatakan bahwa saat ia pergi ke alun-alun kidul ia berhenti sebentar untuk melihat-lihat menu yang ada di sana, ia bahkan tidak beranjak dari motornya. Namun saat ia hendak pergi, tiba-tiba saja ada juru parkir yang berlari ke arahnya lalu meminta uang sebesar Rp2.000 secara paksa.
Keberadaan yang Mengganggu
Para juru parkir liar sering kali menduduki tempat-tempat parkir yang seharusnya untuk umum, baik di pinggir jalan maupun di depan usaha-usaha yang ada. Hal ini tidak hanya mengganggu para pengendara yang mencari tempat parkir, tetapi juga menghambat akses bagi masyarakat sekitar yang ingin datang atau mengakses tempat-tempat usaha tersebut.
Tantangan Bagi Para Pebisnis
Para pebisnis di sekitar area yang didominasi oleh juru parkir liar juga merasakan dampak negatif dari keberadaan juru parkir liar ini. Para pebisnis sering kali kehilangan pelanggan karena sulitnya mendapatkan tempat parkir yang aman dan nyaman.
RA (19) mengatakan bahwa saat ia mengunjungi suatu tempat makan atau kosmetik yang mengharuskan membayar parkir membuat ia merasa tidak nyaman karena biasanya ada yang sudah dibayar namun tidak dibantu mengeluarkan atau menyebrangkan motor.
Selain mengganggu akses bagi pelanggan mereka, mereka juga sering kali harus berhadapan dengan intimidasi atau ancaman dari para juru parkir liar jika menolak membayar biaya parkir yang diminta. Hal ini menciptakan lingkungan bisnis yang tidak kondusif dan dapat menghambat pertumbuhan usaha.
Tantangan Kebijakan