Mohon tunggu...
Serunai Merdu Kalimatullah
Serunai Merdu Kalimatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis, Penyanyi, Pecinta Kuliner, Mahasiswi, Penggiat Aksi Small Action, dan masih banyak lagi.

be what u want, not everyone’s want.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Memahami Dismenore: Istilah Medis Nyeri Haid yang Belum Banyak Perempuan Tahu

11 Juni 2024   11:11 Diperbarui: 11 Juni 2024   11:41 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai perempuan, tentu mereka kerap mengalami kram perut bawah atau nyeri haid ketika menstruasi hari pertama hingga hari ketiga. Namun, banyak dari mereka yang masih belum mengetahui bahwa itu adalah Dismenore.

Nah, Dismenore, atau yang sering disebut sebagai nyeri haid, rupanya adalah kondisi yang sering dialami oleh sebagian besar perempuan serta masih kurang dipahami secara luas.

Apa itu Dismenore? Apa saja gejalanya? Apa sih faktor risikonya? Dan bagaimana sih cara mengelola serta mengatasi kondisi ini? Di dalam artikel kali ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang apa itu Dismenore.

Apa Itu Dismenore?

Dismenore adalah nyeri yang terjadi saat menstruasi atau haid. Hal ini umumnya terjadi pada bagian bawah perut dan seringkali disertai dengan gejala lain seperti mual, muntah, diare, sakit punggung, dan sakit kepala.


Meskipun gejalanya dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dismenore dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas hidup perempuan yang mengalaminya. Tak jarang beberapa dari mereka mengalami dismenore hingga pingsan, hingga harus cuti kerja atau izin sekolah, dan sebagainya.

Apa saja gejala Dismenore?

Gejala dismenore dapat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya, namun beberapa gejala umum yang sering dialami adalah nyeri perut bagian bawah yang terasa seperti kram, sakit punggung, mual, pegal-pegal, dan diare.

Pinterest: WebMD
Pinterest: WebMD
Apa saja faktor risikonya?

Faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan mengalami dismenore antara lain yaitu usia remaja, memiliki riwayat keluarga dengan riwayat dismenore, merokok, dan gaya hidup yang tidak sehat.

Jika dismenore semakin parah, penting sekali bagi mereka untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan rekomendasi pengobatan yang sesuai. Beberapa langkah yang mungkin bisa diambil yaitu termasuk penggunaan obat pereda nyeri, terapi panas atau dingin, dan mungkin terapi hormonal jika disarankan oleh dokter.

Pinterest: Freepik
Pinterest: Freepik
Bagaimana cara mengelola dan mengatasi Dismenore?

Nah, meskipun dismenore ini sebenarnya tidak dapat sepenuhnya dihindari, ada beberapa cara loh yang dapat para perempuan lakukan untuk mengelola dan mengurangi gejalanya. Beberapa metode yang dapat dicoba antara lain adalah:

1. Pemanasan: Mengompres perut dengan botol air hangat atau menggunakan bantal pemanas. Dengan mengompres perut bawah dengan itu, dapat membantu mengurangi rasa kram dan nyeri. Pengompresan ini juga dapat memberikan rasa yang nyaman dan rileks di perut.

2. Obat-obatan: Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen atau naproksen. Penggunaan obat tersebut dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Namun sebelum meminum obat-obatan lebih baik bertanya kepada doktel atau ahli terlebih dahulu. Kalau bisa dengan metode tanpa obat, kenapa tidak?

Pinterest: Vecteezy
Pinterest: Vecteezy
3. Perubahan gaya hidup: Melakukan olahraga secara teratur, menjaga pola makan yang sehat, tidak merokok, dan menghindari stres dapat membantu mengurangi gejala dismenore. Serta hindarilah asap rokok dari orang lain.

4. Terapi fisik: Beberapa perempuan juga bisa mendapati manfaat dari terapi fisik seperti pijat atau akupunktur untuk mengurangi nyeri haid.

Pentingnya Pendidikan tentang Dismenore

Meskipun dismenore merupakan kondisi yang umum dialami oleh perempuan, banyak yang masih kurang informasi tentang apa itu dismenore dan bagaimana mengelola gejalanya. Pendidikan tentang dismenore sangat penting bagi perempuan karena membantu mereka memahami kondisi ini, gejala yang terkait, dan cara mengelolanya.

Dengan pemahaman yang lebih baik, perempuan dapat mengenali tanda-tanda dismenore lebih awal, mencari bantuan medis jika diperlukan, dan memilih strategi pengelolaan yang sesuai, seperti perubahan gaya hidup, penggunaan obat-obatan, atau terapi alternatif. Pendidikan juga membantu mengurangi stigma seputar masalah kesehatan reproduksi perempuan dan memberikan dukungan emosional kepada mereka yang mengalami dismenore.

Pinterest: Freepik
Pinterest: Freepik
Kesimpulan

Dismenore adalah kondisi yang umum dialami oleh sebagian besar perempuan namun masih kurang dipahami secara luas. Dengan meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang gejala, faktor risiko, serta cara mengelola dan mengatasi kondisi ini, diharapkan perempuan dapat menjalani menstruasi dengan lebih nyaman dan produktif.

Penting bagi pemerintah, tenaga medis, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam memberikan edukasi yang lebih luas tentang dismenore demi kesehatan dan kesejahteraan perempuan secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun