Mohon tunggu...
M Taufik
M Taufik Mohon Tunggu... Guru - Belajar Menulis

Saya baru belajar menulis dari hal-hal terkecil dalam kehidupan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadhan Santri

20 April 2023   12:00 Diperbarui: 20 April 2023   12:05 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan suci ramadhan adalah bulan yang dinanti dan dirindu oleh umat islam. Bulan tersebut merupakan bulan yang penuh keberkahan dan juga pengampunan. Setiap amal ibadah akan dinilai oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat dibandingkan dengan bulan biasanya. Sehingga pada bulan tersebut umat islam berlomba-lomba dalam memperbanyak ibadah.

Begitu pula di suatu yayasan besar yaitu LKSA Muhammadiyah Putra Tuntang, tepatnya yang berada di Cikal Tuntang. Ketika bulan ramadhan tiba, saya selalu memberikan pengarahan kepada santri terlebih dahulu akan pentingnya bulan ramadhan. Agar santri bisa memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya.

Beberapa hal yang saya sampaikan kepada santri diantaranya adalah perintah Allah SWT yang terdapat pada ayat suci Al-Quran surat Al-Baqoroh ayat 183 yang artinya :

"Wahai orang-orang yang beriman!, Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Dalam ayat tersebut Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk menjalankan puasa. Khususnya yaitu puasa pada bulan ramadhan. Karena pada bulan tersebut banyak sekali keistimewaannya dibandingkan dengan bulan selainnya. Oleh karena itu sangat rugi sekali manakala kita tidak bisa menjalankannya. Apalagi melewatkan bulan ramadhan dengan kegiatan yang tidak memberi kemanfaatan kepada diri kita sendiri maupun orang lain.

Dan saya juga menyampaikan kepada santri, bahwa ibadah puasa adalah amalan untuk Allah SWT, dan Allah SWT sendiri yang akan membalasanya. Ibadah puasa merupakan amalan yang sifatnya rahasia. Karena hanyalah Allah SWT yang mengetahui dan yang  mengawasinya. Untuk ibadah lain seperti sholat mungkin orang lain bisa melihat dan menilainya. Sedangkan puasa tidak ada seorangpun yang sanggup melihat dan memastikan berpuasa apa tidaknya.

Saya lihat para santri sangat antusias sekali mendengarkan pengarahan dari saya, selaku pengasuh di yayasan tersebut.  Dan saya juga memastikan kepada santri bahwa mulai habis sholat isyak sudah mulai dilaksanakan berbagai macam kegiatan keagamaan. Baik itu sholat tarawih, kultum bahasa indonesia dan bahasa jawa.

"Pak, besuk pagi ada sholat tahajud tidak Pak,?” Tanya seorang santri yang masih sekolah dasar kepadaku. “Anak-anak seperti biasa ya, sebelum sahur, anak-anak harus sudah berada di masjid untuk persiapan melaksanakan sholat tahajud” Jawabku kepada para santri. “Ada pertanyaan yang lain anak-anak terkait dengan kegiatan kita?” tanyaku lagi kepada para santri. Tiba-tiba seorang santri yang masih usia sekolah menengah pertama mengangkat tangannya. “Pak, besuk yang membangunkan untuk sahur itu yang piket masak atau yang piket adzan?” tanyanya sambil tersenyum malu. “Besuk yang membangunkan yang piket masak saja ya,” jawabku kepada.

Usai sholat isyak, para santri berdzikir bersama. Tidak lupa membaca doa yang sudah saya ajarkan pula. Doa kepada kedua orang tua, doa bahagia dunia dan akhirat. Serta doa-doa yang lainnya pula. Setelah itu saya dan para santri melaksanakan sholat sunnah bakdiah. Pembiasaan itu saya jalankan bersama dengan santri dengan tujuan mereka terbiasa. Dengan harapan setelah mereka nanti menjadi alumni dari LKSA, mereka sudah terbiasa dengan berbagai macam ibadah yang sifatnya wajib maupun sunnah.

Jam dinding sudah menunjukan pukul 20.00 WIB, pertanda saya dan santri harus sudah selesai makan malam. Dan sekarang saatnya para santri berkumpul lagi untuk menerima pembagian peralatan ibadah. Mulai dari sarung, peci, baju dan sajadah. Semua itu akan mereka dapatkan. Dengan harapan ibadah para santri semakin khusuk dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Di malam pertama sholat tarawih, saya yang menjadi imamnya. Tentunya saya sudah mempersiapan berbagai hafalan dari surat al-Quran yang akan saya baca nanti. Ada yang surat yang terdiri hanya beberapa ayat saja. Bahkan sampai ada surat yang memang banyak sekali ayatnya. Sholat tarawih yang saya kerjakan bersama dengan santri berjumlah 11 rakaat. Akan tetapi walaupun hanya 11 rakaat lumayan lama juga. Karena kurang lebih menghabiskan waktu 30 menitan.

Selesai sholat tarawih, saya langsung kultum. Pada waktu itu saya membacakan hadist tentang niat yang artinya sebagai berikut.  

“Dari Umar radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah," (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits).
            

Hadist tersebut mengandung makna yang sangat mendalam sekali. Bahwa segala amal perbuatan manusia itu tergantung kepada niatnya. Kalau amal perbuatannya itu manusia lakukan karena Allah, maka akhirat dan dunianya juga akan ia dapatkan. Begitu pula kalau manusia melakukan suatu amal ibadah hanya karena mencari dunia, maka akhiratnya tidak akan ia dapat. Maka sudah sewajarnya bagi manusia dalam melakukan suatu amal ibadah agar dilakukan karena Allah. Bukan karena mengharap ingin disanjung manusia. Tapi cukuplah Allah saja yang tahu akan segala amal kebaikan yang telah dikerjakannya.

Awal bulan puasa di LKSA Muhammadiyah Putra Tuntang memang sangat menyenangkan sekali. Saya dapat menghabiskan waktu selama puasa bersama dengan santri. Membimbing mereka selama berada di bulan puasa. Mengarahkan mereka bagaimana caranya memanfaatkan waktu dengan baik.  Apalagi kebanyakan santri yang berada di asrama tersebut berasal dari keluarga yang kurang mampu. Bahkan kebanyakan mereka sudah tidak memiliki orang tua. Jadi sungguh kesempatan yang sangat membahagiakan sekali kebersamaan saya dengan mereka.  

Besar harapan saya semoga mereka semua menjadi santri yang sholeh. Santri yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Lebih-lebih bermanfaat bagi bangsa dan negara. Dan mereka bisa menaikan derajat orang tua yang telah berjasa dalam hidupnya. Semoga Allah memasukan mereka ke dalam golongan orang-orang yang selalu mendapatkan naungan-Nya. Aaamiin...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun