Ciii..iit..dan lalu mesin bus almarhum. Menguap aku dng wajah tanpa dosa memandang puluhan wajah panik di sekitarku.
Baru ku tersadar saat makian keluar dari mulut mereka. Bus berlabel patas itu sekarat di tengah perjalanan, tanpa kami para penumpang tau kapan nafasnya kembali normal.
Sedetik kemudian muka kumalku berbaur dng yang lain di tepi jalan.
Berjejal di ''transit paksaan'' memandang dng wajah gusar kemacetan jalan.
Dan ketika bus yg sama bututnya dng wajahku datang segera ku melompat, huft..sial pasti kakiku dianggap kuat hingga sisa perjalanan ini aku harus berdiri (*#@*!?)
Aku terhenyak seketika, saat kupandang seraut wajah tidur dengan tenang (kali ini blum almarhum :P). Bukan terpesona namun kaget luar biasa.
Wajahnya mirip dng kekasihmu.
Kulihat di cermin jendela, kusandingkan wajahku dan dia... Hempfz..180 drajat, berbanding terbalik. Pantas saja, pikirku melayang.
Penatku menghablur perlahan berganti amarah yang tertahan.
Tau nggak? Karena wajah itulah yang pernah merampasmu dari pelukanku
kertosono, syawal 1431