Mohon tunggu...
aulia zahra salsabilla
aulia zahra salsabilla Mohon Tunggu... -

tumbuh dan besar di ambarawa dan terdampar di surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

satu kisah di satu syawal

19 Juni 2012   16:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ciii..iit..dan lalu mesin bus almarhum. Menguap aku dng wajah tanpa dosa memandang puluhan wajah panik di sekitarku.


Baru ku tersadar saat makian keluar dari mulut mereka. Bus berlabel patas itu sekarat di tengah perjalanan, tanpa kami para penumpang tau kapan nafasnya kembali normal.


Sedetik kemudian muka kumalku berbaur dng yang lain di tepi jalan.


Berjejal di ''transit paksaan'' memandang dng wajah gusar kemacetan jalan.


Dan ketika bus yg sama bututnya dng wajahku datang segera ku melompat, huft..sial pasti kakiku dianggap kuat hingga sisa perjalanan ini aku harus berdiri (*#@*!?)


Aku terhenyak seketika, saat kupandang seraut wajah tidur dengan tenang (kali ini blum almarhum :P). Bukan terpesona namun kaget luar biasa.


Wajahnya mirip dng kekasihmu.


Kulihat di cermin jendela, kusandingkan wajahku dan dia... Hempfz..180 drajat, berbanding terbalik. Pantas saja, pikirku melayang.


Penatku menghablur perlahan berganti amarah yang tertahan.


Tau nggak? Karena wajah itulah yang pernah merampasmu dari pelukanku


kertosono, syawal 1431

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun