Mohon tunggu...
Erfano Nalakiano
Erfano Nalakiano Mohon Tunggu... -

Erfano Nalakiano adalah nama pena dari guru yang berdedikasi di Sekolah Alam Bogor. Menulis, membaca dan bernyanyi adalah bagian hidupnya yang tak bisa terpisahkan!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kala Hujan Datang

26 November 2009   07:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:11 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Telah dua hari ini Bogor dilanda hujan berkepanjangan. Dari malam hingga pagi, hujan datang tiada henti. Walau debit air yang turun tak dahsyat namun mampu menciptakan suasana dingin. Bila suasana dingin, rasa enggan beranjak makin menjadi-jadi.

Efek lain yang ditimbulkan. Suasana dingin membuat nafsu makan meningkat. Perihnya lambung terasa memanggil beberapa jam sekali. Jika begini, stok makanan pun ditambah lagi. Stok buah-buahan pun begitu.

Bila hujan menumpahkan debit air yang lebih besar. Anak-anak sudah menyiapkan jas hujan yang tersimpan baik di kelas. Walau pun ada beberapa yang tak membawa payung, namun payung kelas yang besar telah sedia mengantarkan anak-anak ke mobil jemputan.

Namun moment hujan adalah salah satu moment spesial untuk anak-anak. Mereka akan dengan senang hati memainkan air yang menggenang. Main ciprat-cipratan hingga berlumuran air hujan.

Jika seluruh badan telah basah maka anak-anak dipersilahkan untuk mengambil baju ganti. Baju-baju itu telah mereka bawa dan disimpan di kelas. Sehingga jika mereka bermain kotor-kotoran atau basah-basahan, mereka tinggal mengganti.

Pada proses ini mereka telah memilih. Memilih basah-basahan dengan konsekuensi ganti baju. Atau duduk manis dan tidak ganti baju. Namun sebagian dari mereka memilih basah-basahan. Mereka telah menemui kebebasan di sana.

Hal lain yang tak kalah penting, anak-anak mampu berekspresi tanpa ada yang memarahi. Walau jika mereka sedikit berlebihan dalam bermain, peran guru yang siap mengingatkan.

Dahulu jika musim hujan tiba. Setiap sore kami pasti bermain hujan-hujanan. Rasanya kami menemui kebebasan yang tiada tara.

“Bermain hujan-hujanan sana!” ucap ibuku kala itu. Saat mendung berkabut datang.

Sebenarnya tanpa dikomando, aku pasti sudah menjelajah keluar. Di alam terbuka, di mana aliran air yang mengalir deras menuju ke sungai. Kami berada di sana, main perosotan alami. Bersenda gurau. Berjam-jam lamanya. Bila dirasa cukup kami akan kembali ke rumah. Ganti baju dan makan. Tak ada yang memarahi.

Anehnya juga aku jarang mengalami sakit. Mungkin badan mengetahui bahwa air hujan adalah berkah dariNya. Mungkin juga suasana desa yang begitu banyak pepohonan membuat air hujan yang turun tak tercemar.

Hujan adalah moment seru. Moment kebebasan. Di kala hujan datang lalu airnya turun melumuri badan kami. Rasanya ada kebahagiaan yang tiada bandingannya. Tiada beban yang tersisa. Semuanya luruh bersama air hujan yang mengalir bebas!

Begitu pun dengan anak-anakku yang selalu menanti kala hujan datang! Mereka menanti kebebasan!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun