Mengapa aku tak menyadarinya?
Apakah selama ini aku hanya terfokus pada satu hal saja, dan melupakan yang lain??
Aku terdiam.
"Bangunlah jingga, sudah saatnya mentari pagi dan senja memancar dengan indah seperti biasanya. Kau itu sangat berarti bagiku, begitupun senja. Tanpamu, kami tak akan berwarna" ujarnya dengan lembut...
Aku berkaca-kaca. Sungguh.
Lagi-lagi aku merasa menjadi orang paling bodoh yang pernah ada. bagaimana mungkin aku bisa mengabaikan segalanya seperti itu hanya karena sesuatu hal yang bahkan selama ini pun tidak pernah mempedulikanku? Bahkan mungkin ia pun tak tahu bahwa aku peduli padanya...
"Jingga, masih ingatkah kau padaku?" tiba-tiba ia bertanya.
Aku menengadahkan kepalaku, mencari arti di balik tatapan lembutnya. Mencoba menyelam kedalam beningnya pancaran sinar matanya. Haahhh.. Aku tak menemukan apapun. Selain,,,, sebuah kesungguhan dan ketulusan disana...
"Jingga, ingatlah. Aku fajar." ujarnya lagi.
Ohhhh Tuhaan...
Aku menjerit. Yaa, aku ingat. Yaa, aku ingat siapa dia. Dia fajar. Yaa, fajar yang selalu tersenyum riang menantiku hadir dikala pagi. Fajar yang selalu menatapku dengan mata berbinar dari kejauhan. Fajar yang selalu tersenyum malu-malu disaat kami bertemu. Fajar yang.. Ahhh