Kemarin telah ditaburi benih benih
Pada setaman hati yang gemuruh badai
Musim  tidak lagi sepakat  menjadi  basi
Musim pun tak mau gugur tak layu menjadi mati
Orang orang berlalu lalang menuju ladang
Untuk memanen luka yang kemarin ditanam
Badai diburitan berarak menuju selatan
Mencari samudra yang kandas di pantai pasir perawan
Musim penuh luka: tertikam menganga diri sendiri
Menjalar pada beribu-ribu tapak yang terurai  laksana anak rambut
Tanpa ada ingin untuk menyepi  bila kemarau bersemi
Karena hati telah sekarat teriris lukanya sembilu
Kita telah membilang untuk sesuatu yang hilang
Dipenghujung tahun ini musim tak akan pernah telanjang
Digenangi hujan lebat sisa sisa tangis rembulan  terlentang
Lalu kita ikut menjadi api membara tanpa harus  membakar
@rskp,01112016 | Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H