Aku yang berdiri di atas tulang belulang negeri
Dan duduk bersama ilalang yang terhimpit diantara belukar
Meresapi ngilu  perih tertikam  duri sang keji
Dilaknati kepandiran oleh para dewangga berjubah dinasti
Dengan susunan yang rapi seperti sang arjuna membusur rembulan
Membusung dada dengan punggung terkulai
Mengusung keturunan  sehabis persetubuhan
Menjadikan negeri  ini bergilir  turun temurun , menurutmu?
Pataka suci tergilas norma dan kehormatan
Sesaat  engkau berdiri  lalu lupa pada diri sendiri
Sebab di bawah sana ada gerobak sampah akan menunggu
Jika engkau pulang dengan sebuah tikaman atas matinya demokrasi
Tangisan  bunda pertiwi akan beriring bersama keranda penghormatan
Sebagai hadiah atas hymne keculasan  dan keegoan: mu
Dendang padamu negeri tak akan mampir dalam sedetik menyapa
Untuk menghibur kedukaan, sebab batu nisan telah terkirim menjemputmu
@rskp, 23102016,,,, Â Â Â Â Â jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H