Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bila Asin Jangan Digarami

28 Juni 2016   14:32 Diperbarui: 28 Juni 2016   15:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Dunia ini sudah kalut, tidak perlu lagi angkuh 

melebihkan peristiwa, memutuskan urat kemaluan 

lautan  ini sudah asin, jangan terlalu menggarami 

serasa  hambar dan pahit nanti lidah mencecapi 

biarkan angin bertiup menuju lorong 

jangan biarkan  bayu itu melolong 

kita hanyalah abu yang berdebu 

basuhlah tubuh , jangan berabu- abu 

hidup ini hanyalah hikmat yang kita ucap

bukan sirik meradang mencercah puja

tak ada yang abadi selain bajumu yang celah

mata batin kita tak pernah bicara dusta

jalan kita masih panjang, berkelok dan berbukit

masa kita jua menibakan surut  dipuji

bukanlah pujian yang senantiasa  melaburi diri

tapi seberapa jauhkah  langit yang kita langkahi:

hari kita masih masih terlalu pagi

untuk melangkah menuju senja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun