Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mulutmu Harimaumu

21 Juni 2016   22:51 Diperbarui: 21 Juni 2016   22:58 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lantang membumi  katamu

tak segantang lagu negeri  indonesiaku

tetapi katamu  terbahak – bahak

tetapi aku keluh berdarah –darah

Ho, ha, ha, ha, ha,ha,ha,haaaaaaaa

xixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixixi

masih ada lagihkah tawamu???

cericitku masih deciiiiiiiiiiiiittttt!!!

Balikin negeriku!!!

yang telah kau ambil seperti maling

memang kamu maling!

hampir serupa, tak seperti   malin kundang

perabotan di dapur telah ludes

tak bisa lagi ibu memasak

semuanya lesap ke tawamu

Indonesia Raya; telah kau rapal?

lalu kau tutupi mulutmu

dengan dongeng negeri ini diambang hancur

mulutmu harimaumu

semau  tawamu menampar mulutmu sendiri

@rskp21062016…………     jkt

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun