Ketika berziarah ke pulau rahim imajiku
yang terpeta dari lintang utara kota Bitung
di sana ada handaitolan dan sanak berpinak
dari leluhur yang terkubur sejak dahulu kala
jejak – jejak kakiku masih terukir indah
pada sederet ombak Selat Lembeh
entah dari sekian tahun tak pernah menapak
oleh dadaku. Dilubuk hatiku kau riak - riak rindu
Berderet kapal bersauh serupa teratai merimpang akarnya
berjejer sampan nelayan menggarami lautan dengan keringat malam
kecipak  beriak  ombak menyiratkan madah  sang bidadari telanjang
mandi di tepian pantai – pantai  perawan menuju pelangi keharibaan
Pada bukit yang berbaris hijau menuju langit biru
berarak arakan nyiur melambai menyingkap gaun- gaun pelepah
laksana  lenggok penari serimpi dengan lenggang patah- patah sembilan
tak terbayang bila datangnya pasang geliat lembayung rona berkelindan
@rskp,26052016,,,,Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H