Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Seruling Sang Kedasih

25 Mei 2016   20:30 Diperbarui: 25 Mei 2016   21:08 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seruling Sang Kedasih

“Iya,,mama harus ikut. Mama punya lagu khusus buat Ratu Gagak!”

“Benarkah?!”

*********

Keesokan harinya di alun – alun Timur. Semua sudah terkumpul. Para peserta lomba telah siap. Masing – masing bertengger sesuai nomor urutnya. Sang Muray, Kutilang, Nuri, jalak, Enggang, Perkutut, Merpati, Pleci, Finch, Ciung, Manyar, Camar, Hantu dan masih banyak lagi. Kedasih mendapatkan nomor paling terakhir.

“Seluruh penghuni Kerajaan Cemara, masa kemarau sudah tiba. Kita telah mengumpulkan persediaan makanan kita. Oleh karena itu, dalam masa – masa sulit ini tak banyak yang kita lakukan selain berdiam diri dalam tempat pernaungan kita. Untuk itu kita harus melestarikan hutan Cemara ini sebagai Kerajaan Hijau.Bila pohon – pohon Cemara ini mendengar akan ketulusan kita, maka Kerajaan Cemara ini akan semakin Hijau!” Suara sang Ratu Gagak dengan agak serak

Gemuruh riuh tepukan tangan dan suitan dari seluruh peserta lomba dan para penonton.

“Hidup Ratu Gagak,,,..Hidup Cemara Hijau!” Teriakan bersahut- sahutan menggema di hutan Cemara itu.

“Dipersilakan masing – masing peserta untuk tampil membawakan kicauan dan nyanyian sesuai nomor urutnya, dan saya sendiri yang akan menilai siapa pemenang lomba ini!”  Lanjut sang Ratu Gagak lalu terbang menuju kursi singgasananya.

Kutilang telah tampil sebagai nomor peserta pertama. Terus Murai. Jalak, Enggang, Merpati.

Satu persatu telah tampil memukau. Sungguh,  peserta lomba semuanya sangat indah sekali. Tidak ada yang tidak indah. Kicau dan nyanyiannya sangat merdu. Semerdu – merdunya. Tepukan tangan dan siuitan mencericip di Hutan Cemara itu.

Tiba saatnya Kedasih. “Mama, ayo maa,,Lagu dan kicau yang bagus ya,!” Nila putrinya memberi semangat. Kedasih hanya mengerdipkan matanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun