Hingga suatu hari, tepatnya hari Minggu. Oneng dan Demas sedang berlibur, sebab bengkel tempat bekerja mereka pada tutup.
Senja disebuah pantai pasir hitam. Tempat itu merupakan tempat rekreasi, yang ramai dikunjungi orang. Baik dari luar kota maupun mereka yang tinggal tak jauh dari lokasi pantai itu. Oneng bersama Demas menikmati indahnya panorama alam.Yang menyatu bersama angin yang bertiup dari laut. Terasa dingin menyejukan.
“Oneng. Kita duduk di bawah pohon itu aja.!”
“Iya. Sekalian melihat deburan ombak, juga bisa memantau orang – orang berlalu lalang!”
“Sudah l;ama pantai ini dikunjungi oleh para warga luar kota. Pasir hitam ini yang menjadi daya tarik mereka, tapi sayang daerah yang indah ini belum dikembangkan oleh Pemerintah setempat. “.
“Benar, Demas. Buktinya bisa lihat tuu,, Sampah – sampah berserakan. Jika pemerintah bisa mengolah dan mengembangkan daerah ini, kota kecil ini pasti akan maju!”
Jedah sesaat. Mata Demas memandang sesuatu tanpa dipikirkannya. Lalu; “Oneng. Selama kamu bekerja di bengkel, kamu terasa ada sesuatu hal pada diri kamu!?”
“Apa itu mas!, Tanya Oneng.
“Sebagai lelaki normal, kamu merasa ada sesuatu sangat lembut yang seakan – akan peduli pada kamu!”
“Ah, jangan ngawur kamu Demas!”
“Tidak Oneng. Jika itu benar kamu harus tanggapi itu, jangan biarkan dia sedih dengan ketidaktahuan kamu!”