Mohon tunggu...
Riecki Serpihan Kelana Pianaung
Riecki Serpihan Kelana Pianaung Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

"Hidup hanya berkelana dari sebuah serpihan untuk "menuju" mati" ____________________________________ @rskp http://www.jendelasastra.com/user/riecki-serpihan-kelana-pianaung https://domainxx.blogspot.co.id/ https://www.youtube.com/watch?v=M11_fpnT5_g&list=PL1k1ft1F9CCobi2FMkdqQ6H4PFFWPT--o&index=2 https://www.evernote.com/Home.action#n=c9ce48a1-38c2-4b2b-b731-c340d3352d42&ses=4&sh=2&sds=5&

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Daun di Atas Batu

15 Mei 2016   22:11 Diperbarui: 16 Mei 2016   00:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hingga suatu hari, tepatnya hari Minggu. Oneng dan Demas sedang berlibur, sebab bengkel tempat bekerja mereka pada tutup.

Senja disebuah pantai pasir hitam. Tempat itu merupakan tempat rekreasi, yang ramai dikunjungi orang. Baik dari luar kota maupun mereka yang tinggal tak jauh dari lokasi pantai itu. Oneng bersama Demas menikmati indahnya panorama alam.Yang menyatu bersama angin yang bertiup dari laut. Terasa dingin menyejukan.

“Oneng. Kita duduk di bawah pohon itu aja.!”

“Iya. Sekalian melihat deburan ombak,  juga bisa memantau orang – orang berlalu lalang!”

“Sudah l;ama pantai ini dikunjungi oleh para warga luar kota. Pasir hitam ini yang menjadi daya tarik mereka, tapi sayang daerah yang indah ini belum dikembangkan oleh Pemerintah setempat. “.

“Benar, Demas. Buktinya bisa lihat tuu,,  Sampah – sampah berserakan. Jika pemerintah bisa mengolah dan mengembangkan daerah ini, kota kecil ini pasti akan maju!”

Jedah sesaat. Mata Demas memandang sesuatu tanpa dipikirkannya. Lalu; “Oneng. Selama kamu bekerja di bengkel, kamu terasa ada sesuatu hal pada diri kamu!?”

“Apa itu mas!, Tanya Oneng.

“Sebagai lelaki normal, kamu merasa ada sesuatu sangat lembut yang seakan – akan peduli pada kamu!”

“Ah, jangan ngawur kamu Demas!”

“Tidak Oneng. Jika itu benar kamu harus tanggapi itu, jangan biarkan dia sedih dengan ketidaktahuan kamu!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun