Mohon tunggu...
Serpihan Abad
Serpihan Abad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku bukan anak rembulan yang dihamili matahari. aku- tak sengaja di tetaskan embun di ujung-ujung daun. sepenggalan matahari naik, aku kan musnah. tanpa catatan sejarah. menguap dilautan sarwa purba. ada. dan atau tiada. ke niscayaan kah?. - S.A.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Birokrasi Kematian

12 April 2014   02:40 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:46 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BIROKRASI KEMATIAN

Begitu lama perjalanan di atas ranjang, tiap desah tiap resah yang tak lagi terhitung.
Mana lebih lama perjalanan di dalam keranda?
Mana lebih lama lagi perjalanan di alam gelap yang penuh dengan birokrasi kematian?

"Asal?"
"Bumi."
"Bujangan atau..."
"Menikah!
"Surat Nikah?"
"Memangnya masih diperlukan disini?"
"Resmi atau siri?"
"What! Apa bedanya?"
"Penuh cinta atau luka?"
Aku diam tak bisa menjawab.

Lalu si Penanya pergi dari ku, menghampiri ranjang.
Bertubi-tubi ia melontarkan pertanyaan. Tapi aku tak tahu apa yang ditanyakan? Ku lihat mereka berdebat hebat.

Duh, betapa panjangnya birokrasi kematian. Kenapa tidak ia tanyakan saja pada keranda, bukankah aku telah menyerah kalah?

~ S.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun