Mohon tunggu...
Teddy Wijaya
Teddy Wijaya Mohon Tunggu... pegawai negeri -

cogito ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seperti Halnya Dulu Itulah Kini

20 Oktober 2016   18:53 Diperbarui: 20 Oktober 2016   18:55 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingatkah gadis….

Kala pasir dikaki kita menyusuri  bibir pantai  dibasuh ombak yang menderu...

Menggelinding beriring dengan ucap kata dari bibir yang bersiteru menuju dalamnya samudera....

Adakah ia akan kembali muncul kembali tuk bermandikan matahari atau selamanya disana....

Entah lah....

Adakah waktu kan memberikan ucapakan selamat tinggal atau sampai jumpa untuk kita....

Entahlah....

Lalu ku genggam erat tangan mu, untuk menghapus ketiadaan antara kita…

Cukup itu untuk menghadirkan kenangan antara kita….

Bagi ku itu cukup….

Karena memeluk  mu pun tak kan membuat kau menjadi milik ku….

Dan kau diam….

Kutatap engkau gadis…..

Jauh pandang mu pada garis yg membatasi lautan yg menghitam dengan langit yang mebara…..

Mungkinkah engkau masih berharap  akan menemukan nasehat bijak disana…

Atau kau telah menyadari ada garis yang tak kan pernah bisa kita temukan untuk dihancurkan….

Meski terasa begitu dekat, begitu nyata….

Lalu kita diam…

Tersisa  tatapan ku akan pandang mu….

Sekarang gadis....

Ternyata waktu menjawab dan membawakan jumpa untuk kita....

Pandangan mu bertemu dengan aku yang menatap mu....

Menatap mu berdiri bersama bersama gadis kecil nan riang....

Teduh senyum nya, senyum mu....

Renyah tawa nya, tawa mu....

Maafkan aku yang pernah menghapus itu dari hari-hari mu....

Kau memandang ku yang duduk menggenggam secangkir kopi...

Dengan satu jari yang terlingkar sebuah janji.....

Maafkan aku yang tak pernah nyata memberikannya untuk mu....

Aku mengangguk kau tersenyum...

Itu cukup untuk memaku laku yang ingin melangkah meraut jarak yang ada di antara....

membuat kelu lidah yang tak sabar ingin berucap dan bercerita.....

hanya itu cukup bagi ku....

biarkanlah waktu yang kembali memberikan selamat tinggal atau sampai jumpa untuk kita....

Lalu kita diam....

Tersisa tatapan ku akan pandang mu....

seperti halnya dulu, itulah kini.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun