Mohon tunggu...
Serly NurharisJayatri
Serly NurharisJayatri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan IPS UNJ

Serly Nurharis Jayatri. Lahir di Kuningan, 7 Oktober 2003. Memiliki minat dalam bidang editing dan writing. Mencoba berproses dalam organisasi kelegislatifan kampus (BLMP), sebagai anggota Humas dan Komisi 1 Pengawasan. Memiliki karya amatir berupa poster-poster di postingan media sosial BLMP.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Kompleksitas: Konflik Geopolitik dan Genosida Kongo

28 Desember 2023   13:07 Diperbarui: 28 Desember 2023   13:37 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara internasional, permintaan akan sumber daya ini semakin memperumit situasi. Perusahaan dan pemerintah di seluruh dunia telah terlibat dalam eksploitasi sumber daya alam di Kongo, baik secara langsung maupun tidak langsung. Daya tarik keuntungan sering kali mengalahkan kekhawatiran akan sumber daya yang etis, sehingga mengarah pada pasar yang melanggengkan konflik dan penderitaan manusia.

Memahami peran sumber daya dalam konflik Kongo sangat penting untuk mengatasi akar penyebab genosida yang sedang berlangsung. Upaya untuk mendorong ekstraksi sumber daya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta transparansi dalam rantai pasokan global, merupakan langkah penting untuk memutus siklus kekerasan dan eksploitasi. Sangat penting bagi para pemangku kepentingan domestik dan internasional untuk bekerja sama untuk memastikan bahwa masyarakat Kongo mendapatkan manfaat dari kekayaan negara mereka, dan bukannya menjadi korban kutukannya.

Ketegangan Etnis dan Instabilitas Politik: Membongkar Dinamika Internal yang Memicu Genosida

Untuk benar-benar memahami kompleksitas di balik genosida di Kongo, penting untuk mendalaminya faktor mendasar yang memicu ketegangan etnis dan ketidakstabilan politik di wilayah tersebut. Akar konflik tragis ini dapat ditelusuri kembali ke sejarah kolonialisme yang penuh gejolak, eksploitasi sumber daya, dan perebutan kekuasaan.

Salah satu elemen kunci yang berkontribusi terhadap genosida adalah perpecahan etnis yang sudah mendarah daging di Republik Demokratik Kongo. Negara ini adalah rumah bagi banyak kelompok etnis, masing-masing memiliki identitas budaya, tradisi, dan aspirasi yang berbeda. Namun, perbedaan-perbedaan ini sering kali dimanipulasi dan dijadikan senjata politikpemimpin untuk mengkonsolidasikan kekuasaan atau mendapatkan kendali atas sumber daya yang berharga.

Warisan pemerintahan kolonial Belgia semakin memperburuk perpecahan ini. Orang Belgia menerapkan kebijakan memecah belah dan memerintah, lebih memihak kelompok etnis tertentu dibandingkan yang lain dan menciptakan sistem hierarki etnis. Hal ini menabur benih kebencian dan permusuhan yang kemudian dimanfaatkan oleh aktor politik sehingga memicu konflik kekerasan.

Ketidakstabilan politik juga berperan penting dalam memicu genosida. Pemerintah Kongo telah berjuang untuk membangun sistem pemerintahan yang stabil dan inklusif sejak memperoleh kemerdekaan. Kepemimpinan yang korup, kesalahan pengelolaan sumber daya, dan kurangnya akuntabilitas semakin memperdalam perpecahan dan mengikis kepercayaan terhadap pemerintah.

Selain itu, melimpahnya sumber daya alam di kawasan ini, seperti mineral seperti coltan dan berlian, merupakan berkah sekaligus kutukan. Sumber daya ini telah menarik perhatian internasional dan memicu campur tangan eksternal di kawasan ini, sehingga berbagai pihak berlomba-lomba untuk menguasai aset-aset berharga ini. Hal ini tidak hanya memperburuk konflik internal tetapi juga melanggengkan siklus kekerasan dan ketidakstabilan.

Memahami jaringan rumit ketegangan etnis dan ketidakstabilan politik sangat penting dalam memahami kompleksitas genosida di Kongo. Laporan ini menyoroti sifat konflik yang beragam dan menekankan perlunya pendekatan komprehensif dan holistik untuk menyelesaikan permasalahan mendasar. Hanya dengan mengatasi dinamika internal ini perdamaian dan stabilitas jangka panjang dapat dicapai di Republik Demokratik Kongo.

Aktor Eksternal dan Pengaruhnya: Keterlibatan Kekuatan Regional dan Global di Kongo

Genosida di Kongo adalah babak tragis dalam sejarah Partai Demokrat Republik Kongo. Namun, kompleksitas peristiwa dahsyat ini lebih dari sekadar faktor internal. Aktor eksternal, baik regional maupun global, memainkan peran penting dalam memicu dan memperburuk konflik di Kongo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun