Saat ini dunia tengah di hebohkan oleh mewabahnya virus Corona atau Covid-19. membuat banyak orang di dunia, termasuk Indonesia, memilih untuk melakukan karantina atau isolasi mandiri di dalam rumah atau yang pada saat ini di kenal dengan istilah #DirumahAja. #DiRumahAja menjadi trending selain itu juga muncul beberapa istilah yang trending di media social seperti Instagram, Twitter, Facebook, dll seperti Social Distancing, Lockdown, Flattening the curve, PDP, ODP, OTG, dan masih banyak lagi. Istilah-istilah  tersebut pun muncul setelah beberapa kota besar di Indonesia menerapkan work from home, sekolah diliburkan, dan tempat ibadah ditutup serta semakin banyak nya korban korban yang terserang virus Corona.
Penyakit yang disebabkan oleh coronavirus jenis terbaru ini telah memakan ribuan korban jiwa dan penularannya terjadi dengan begitu cepat, bahkan virus ini tidak pandang bulu menyerang korbannya. Menurut pakar di The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), dengan social distance bisa memperlambat ataupun menghentikan penyebaran penyakit yang ditularkan dari orang ke orang jika dilakukan dengan cara yang tepat.
Anjuran untuk tetap di rumah sebisa mungkin selalu dipatuhi agar penyebaran Corona tidak makin meluas dan segera berhenti. Anjuran tersebut bukan hanya untuk para orang tua dan lansia yang memiliki daya tahan tubuh lemah serta mereka yang sudah memiliki berbagai macam jenis penyakit di tubuhnya akan tetapi, Pemerintah juga memberikan peringatan dan menganjurkan kepada para anak muda agar tetap waspada terhadap virus Corona (COVID-19). Meskipun memiliki daya tahan tubuh yang baik, anak muda bisa terjangkit virus Corona, tanpa gejala.
Menurut Anies Baswedan saat di wawancara melalui konten  podcast di channel youtube Deddy Corbuzier menjelaskan bahwa penularan tertinggi virus ini pada usia 20 sampai 40 tahun. Banyak di ketahui mereka yang biasa terjangkit virus ini biasanya akan mengalami sejumlah gejala awal. Mulai dari batuk kering, demam 37,5 derajat, badan lelah hingga sesak nafas. Namun, pemerintah menjelaskan bahwa gejala ini bisa juga tak dirasakan oleh mereka yang ada di kelompok umur muda.
Di Indonesia, sejauh ini sudah hampir dua pekan kebijakan yang mengarahkan masyarakat untuk "bekerja dari rumah" atau "belajar di rumah" Â atau #DiRumahAja ini dilaksanakan. Mengingat pandemi corona belum mereda dan penularan masih terjadi, masa isolasi diri di rumah kemungkinan besar masih akan berlangsung lama. Hanya, tidak sedikit dari kita yang merasa bosan lantaran harus tetap di rumah selama masa karantina. Hal ini terutama di rasa kan para kawula muda dalam masa #DiRumahAja.
Kehidupan remaja yang biasanya sangat aktif dan dipenuhi berbagai aktivitas sosial, kini harus ditunda karena melakukan karantina. Dengan penutupan sarana Pendidikan, beberapa acara yang dibatalkan, atau sekedar nongkrong dan nonton bioskop sebagai penghilang jenuh. Dalam masa Pandemi ini banyak remaja kehilangan beberapa momen terbesar dalam kehidupan muda mereka.
Bagi kawula muda yang dalam kesehariannya sering melakukan kegiatan di luar rumah maupun senang bertemu dengan orang banyak, #diRumahAja berpotensi menimbulkan kebosanan bahkan gangguan kesehatan mental. Setiap orang perlu menjaga kesehatan mental nya untuk menghindari keluhan fisik yang muncul akibat stres. gangguan mental di tengah pandemi penyakit yang ditimbulkan oleh virus novel corona tersebut.
Beberapa gangguan mental yang kerap timbul dewasa ini misalnya mudah terbawa emosi, stres, cemas berlebihan, depresi, dan sebagainya. Kecemasan dan gangguan mental kemudian akan menimbulkan ketidakseimbangan di otak, yang pada akhirnya timbul menjadi gangguan psikis, atau disebut juga psikosomatik.Â
Ketika seseorang mengalami gejala psikosomatik, maka ia bisa merasakan gejala seperti penyakit COVID-19, yakni merasa demam, pusing, atau sakit tenggorokan, padahal suhu tubuhnya normal. Selain itu Karena, ketika seseorang stres, maka akan menimbulkan sistem imun dalam tubuh akan berkurang. Ini akan menyebabkan tubuh mudah terserang penyakit.
Untuk menghindari kejenuhan di masa pandemi hal tersebut para kawula muda dapat menghibur diri dengan memasak dirumah, menonton dirumah, dan melakukan hal-hal positif lainnya. Menonton dirumah salah satu bentuk rekreasi yang di lakukan kawula muda salah saunya Drama Korea yang Sedang Trend di kalangan Kaum milenial di masa pandemic.
Terlebih Sudah jadi rahasia umum drama Korea memiliki penggemar setia nan bejibun. Namun seperti masa saat-saat pandemi melanda seperti saat ini, ketika bioskop tutup dan televisi hanya berisi berita wabah corona, drama Korea menjadi pilihan pelarian merehatkan pikiran dan mental para kaum milenial.