Upaya Perbaikan Mutu Pendidikan Perspektif Philip B. Crosby
Bagaimana Kondisi Pendidikan Di Indonesia Saat ini?
Perkembangan globalisasi saat ini telah memasuki seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan yang menuntut untuk meningkatkan mutu setiap satuan pendidikan. Pada kenyataannya, menurut hasil survei mengenai sistem pendidikan menengah di dunia pada tahun 2022 yang dikeluarkan oleh PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2023 lalu, Indonesia menempati posisi yang rendah yakni ke-68 dari 81 negara lainnya. Sehingga Indonesia perlu mengupayakan yang terbaik demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yakni pendidikan yang dapat mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berilmu, berakhlak mulia, kreatif, mandiri serta dapat menjadi warga negara yang demokratis. (Suncaka 2023). Maka dari itu, sangat diperlukan kerja sama antar pihak baik itu pemerintah, tenaga pendidik, peserta didik, orang tua, dan juga masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan.
Kenapa Pendidikan Indonesia menempati posisi yang rendah ?
Melihat realitas saat ini, banyaknya permasalahan yang muncul dalam pendidikan di Indonesia mengakibatkan Indonesia menempati posisi rendah mengenai survei sistem pendidikan menengah di dunia. Menurut penelitian beberapa para ahli, masalah pokok dalam pendidikan saat ini, yaitu semakin banyaknya peserta didik yang tidak sebanding dengan ketersediaan sarana pendidikan yang bermutu, karena semakin mahalnya biaya pendidikan dan terbatasnya kompetensi tenaga pendidik. (Fitri 2021). Selain itu juga, ketidakefisienan sistem pendidikan karena kompleksnya kurikulum mengakibatkan adanya ketidaktepatan hasil dari pendidikan itu sendiri. Sehingga, mengakibatkan rendahnya kualitas mutu pendidikan di Indonesia.
Bagaimana solusi untuk permasalahan yang terjadi ?
Menindaklanjuti berbagai masalah pokok yang terjadi, terdapat solusi yang dapat memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan menciptakan arah baru pembelajaran yang sistematis dan memperbaiki kualitas tenaga pendidik yang ada di sekolah. Suatu kegagalan, kesalahan, dan segala hal yang tidak bermutu di sekolah dapat dihilangkan dan dirubah oleh sekolah itu sendiri. Pendidikan yang bermutu yaitu pendidikan yang dapat memenuhi harapan, kebutuhan, dan keinginan sesuai harapan pengguna jasa pendidikan dengan menyesuaikan standar yang sudah disyaratkan. Sehingga, pengguna jasa pendidikan dapat memahami mutu sebagai sebuah kepuasaan yang diterima. Hal ini selaras dengan gagasan Zero Defect yang dikemukakan oleh Philip B. Crosby.
Siapa Philip B. Crosby ?
Philip Bayard Crosby lahir di Wheeling, Virginia Barat pada 18 Juni 1926, dan beliau adalah seorang filsuf yang memiliki lebih dari 40 tahun pengalaman dalam manajemen. (Rahman 2020) Philip B. Crosby merupakan salah satu pakar mutu dengan dua gagasan yang sangat menarik dan kuat terhadap mutu. Gagasan tersebut adalah gagasan bahwa mutu itu gratis tanpa biaya. Yang kedua ialah gagasan bahwa kegagalan, kesalahan dan pemborosan serta penundaan waktu, dan semua hal yang tidak berkualitas dan bermutu dapat dihilangkan apabila ada keinginan dari institusi dikenal dengan gagasan Zero Defect. (Wijaya 2019).
Philip B. Crosby mensintesis filosofi Zero Defect sebagai ukuran pencegahan, yang jalur utamanya adalah "melakukannya dengan benar pertama kali", sehingga menjadi solusi, pencegahan dini, ataupun antisipasi untuk segala kemungkinan permasalahan atau kegagalan yang akan terjadi. Bagi Crosby, keberhasilan dan pemeliharaan tingkat kualitas yang baik terletak pada melakukan hal-hal yang benar sejak awal, bahkan menggunakan kepuasan konsumen sebagai ukuran untuk memastikan efektivitas.
Bagaimana Zero Defect memperbaiki mutu dalam dunia pendidikan ?