Mohon tunggu...
Serly AyuCika
Serly AyuCika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Strategic Conversation dalam Kepemimpinan

24 Juli 2018   15:16 Diperbarui: 24 Juli 2018   15:24 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Onong Uchjana Effendy, Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).

Komunikasi yang baik sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin. Karena hal tersebut berkaitan dengan tugasnya yaitu untuk mempengaruhi, mengarahkan dan juga mendorong bawahannya dalam melakukan segala kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Apabila komunikasi tidak berjalan dengan baik dan benar maka kemungkinan proses dalam organisasi tidak akan berjalan secara maksimal.

MEMIMPIN PERCAKAPAN YANG STRATEGIS

Dalam buku the Leadership Experience karya Richard L. Daft. dijelaskan bahwa Strategic Conversation mengacu pada orang-orang yang berbicara melintasi batas dan tingkat hierarki tentang visi kelompok atau organisasi, tema strategis kritis, dan nilai-nilai yang dapat membantu mencapai hasil yang diinginkan.

Seorang Pemimpin memfasilitasi percakapan strategis dengan: (1) mengajukan pertanyaan secara aktif, mendengarkan orang lain untuk memahami sikap dan nilai, kebutuhan, tujuan dan keinginan pribadi mereka; (2) Menetapkan agenda untuk percakapan dengan menggarisbawahi tema strategis utama yang terkait dengan keberhasilan organisasi; dan (3) Memilih jalur komunikasi yang tepat dan memfasilitasi dialog.

Menciptakan Iklim Komunikasi yang Terbuka

Komunikasi terbuka berarti berbagi semua jenis informasi kepada seluruh anggota organisasi, terutama di batas fungsional dan hierarkis. Komunikasi terbuka bertentangan dengan arus tradisional informasi selektif ke bawah dari atasan ke bawahan. Pemimpin yang baik ingin komunikasi mengalir ke segala arah. Komunikasi melintasi batas-batas tradisional memungkinkan para pemimpin untuk mendengarkan apa yang dikatakan pengikut, yang berarti organisasi mendapatkan keuntungan dari semua pikiran karyawan.

Mengajukan Pertanyaan

Pertanyaan mendorong orang untuk berpikir dan memberdayakan mereka untuk menemukan jawaban, membantu membangun sikap positif dan kepercayaan. Dengan mengajukan pertanyaan, akan menimbulkan jawaban yang memicu pemikiran kritis dan mengarah pada pembelajaran yang lebih baik. Selain itu, mengajukan pertanyaan menunjukkan bahwa para pemimpin peduli terhadap orang secara individual, menilai pendapat dan pengetahuan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, dan yakin bahwa orang ingin berkontribusi terhadap organisasi tersebut. Hal tersebut dapat membantu membangun hubungan saling percaya.

Mendengarkan

Mendengarkan tanggapan sama pentingnya dengan mengajukan pertanyaan. Sebuah survei terbaru terhadap 800 karyawan di berbagai industri menemukan bahwa sekitar dua pertiga responden merasa bahwa pendapat mereka tidak diterima atau tidak dihargai di tempat kerja. Iklim komunikasi yang terbuka tidak mungkin dilakukan jika pemimpin tidak mendengarkan. Ketika pemimpin gagal untuk mendengarkan karyawan, ia mengirimkan sinyal, "Anda tidak penting," yang mengurangi komitmen dan motivasi. Orang-orang bersedia membagikan gagasan, saran, dan masalah mereka saat mereka merasa seseorang mendengarkan dan benar-benar menghargai apa yang mereka katakan.

Dialog

Dialog berarti suatu interaksi timbal balik antara pembicara dan pendengar yang sama-sama memahami makna dan arti dari pokok pembicaraan serta cara agar orang-orang dapat mengerti satu sama lain dan berbagi pandangan tentang dunia.

Berkomunikasi dengan keterbukaan

Ketika para pemimpin berkomunikasi dengan keterbukaan, mereka mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Keterbukaan mengacu pada ekspresi jujur dari pemikiran seorang pemimpin. Berkomunikasi dengan keterbukaan berarti bersikap langsung, jujur, dan jelas tentang apa yang perlu dilakukan pengikut untuk memenuhi tujuan, sekaligus juga mengungkapkan rasa hormat kepada orang lain dan tidak membuat orang merasa diremehkan, dikontrol, atau dieksploitasi.

Seorang pemimpin memang sudah seharusnya piawai dalam berkomunikasi, agar informasi yang diberikan kepada bawahan atau pengikutnya dapat diterima dan dipahami dengan baik sehingga tidak menimbulkan perbedaan persepsi. Selain itu, kemampuan berkomunikasi yang dimiliki pemimpin juga akan mempengaruhi berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugas maupun tanggungjawabnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun