Mohon tunggu...
Serly Indri Fikriani
Serly Indri Fikriani Mohon Tunggu... Lainnya - Helloo

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masyarakat dan Pandemi Covid 19: Melihat Pengaruh Pandemi Covid 19 dalam Merubah Pola Kehidupan Masyarakat dan Kaitannya dengan Konsep Pemikiran Tokoh Teori Modern

15 November 2020   08:30 Diperbarui: 15 November 2020   21:36 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Oleh : Serly Indri Fikriani (Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ)

Pandemi covid 19 yang belum juga usai mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan masyarakat. Berbagai permasalahan dan pola hidup baru mulai muncul akibat dari penyesuaian diri terhadap kondisi pandemi saat ini, hal tersebut dilakukan untuk tetap berada pada struktur sistem yang ada. Masyarakat merupakan pokok bahasan penting dalam melihat dampak dan perubahan pola kehidupan . Dampak pada masyarakat dapat dilihat dari berbagai bidang kehidupan seperti pada bidang pendidikan, sosial, budaya, politik, dan ekonomi.  

Masyarakat saat ini mulai terbiasa akan situasi di tengah pandemi dengan tetap bertahan pada keadaan yang serba berubah. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa terdapat berbagai kesulitan dan dampak yang muncul dalam proses adaptasi di tengah pandemi. Bidang sosial dan ekonomi terkena dampak yang cukup besar dari adanya virus covid 19 ini. Pada bidang sosial dapat terlihat bahwa pola interaksi sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan dari interaksi secara bertatap muka dan bertemu langsung menjadi komunikasi yang serba online dan membatasi diri untuk bertemu serta berinteraksi secara langsung di suatu tempat. Komunikasi yang dilakukan secara online membuat interaksi yang didapat menjadi terbatas antara satu sama lain. Hal tersebut berbeda dengan sebelum pandemi dimana interaksi secara langsung menjadi hal utama.

Permasalahan pada bidang ekonomi dapat dilihat bahwa adanya kenaikan kuantitas pengangguran, menurunnya kegiatan perekonomian pada berbagai sektor dan semakin rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut tentunya membuat masalah tersendiri dalam mencari solusi yang tepat dan mencegah keadaan menjadi semakin memburuk. Permasalahan ekonomi bukan hanya dirasakan pada perseorangan atau kelompok kecil saja, tetapi juga akan berdampak pula pada perekonomian negara. Oleh karena itu berbagai solusi diberikan oleh pemerintah mulai dari bantuan dana usaha sampai pada peningkatan kemampuan/skill dan sebagainya. Namun solusi tersebut masih memiliki berbagai permasalahan tersendiri seperti tidak meratanya bantuan, tidak tepatnya target, dan minimnya sosialisasi terhadap masyarakat.

Adanya covid 19 ini memberikan dampak yang besar baik terhadap diri sendiri maupun pada berbagai aspek kehidupan yang mempengaruhi masyarakat. Dari hal tersebut terlihat bahwa dalam menyelesaikan permasalahan yang ada pada masyarakat tidak bisa dilakukan secara personal saja, tetapi harus diikuti dengan adanya keterlibatan peran pemerintah, institusi terkait, aturan yang berlaku dan kontribusi pada tingkatan terkecil seperti RT/RW. Dengan adanya kerja sama dan koordinasi yang dilakukan maka secara perlahan berbagai permasalahan dapat diatasi dan dapat mencegah berbagai permasalahan yang semakin kompleks di masyarakat.

Hubungan antara masyarakat dengan pandemi covid 19 dapat dilihat dari konsep pemikiran Talcot Parson. Talcott Parson merupakan tokoh yang memperkenalkan teori fungsionalisme struktural, ia lahir di Colorado pada tahun 1902 dari keluarga yang religius dan intelektual  kemudian Parsons meninggal pada tahun 1979 tetapi teorinya terkenal pada tahun 1980 an. Asumsi dasar dari teori Parsons ini sendiri menganalogikan sebagai anatomi tubuh manusia, masyarakat merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan. Jika terdapat masalah dalam suatu masyarakat, maka masyarakat yang lain akan terkena dampaknya.

Fungsionalisme struktural tidak terlepas dari adanya aktor dan sistem sosial dimana aktor adalah pola nilai dan orientasi yang sangat penting dan menjadi fungsi struktur peran serta nilai-nilai dominan dalam sistem sosial, sedangkan sistem sosial sendiri merupakan bagian dari konsensus atau kesepakatan bersama dari anggota masyarakat yang kemudian diwujudkan dalam simbol bersama berupa aturan, nilai, norma, dan tradisi.

Dari konsep Fungsionalisme struktural Talcott Parson, pemerintah yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri adalah sebuah aktor yang memiliki peran yang dominan dalam sistem sosial. Sedangkan sistem sosial berupa adanya konsensus yang dibuat  pemerintah dan direalisasikan oleh tiap tingkatan daerah sampai RT/RW dan masyarakat untuk dapat mengatasi dampak covid 19 yang ada.

Kesinambungan antara pemerintah dengan masyarakat membuat adanya keseimbangan dalam sebuah sistem yang ada, namun ketika salah satu bagian terdapat permasalahan atau menyimpang maka akan berpengaruh pada subsistem yang lain. Misalnya ketika program bantuan pemerintah tidak tepat sasaran karena salah satu faktornya adalah tidak adanya koordinasi di tingkatan RT, sehingga data yang didapat menjadi tidak akurat dan akan berdampak pada warga yang membutuhkan tetapi tidak terjangkau oleh bantuan pemerintah. Hal tersebut terlihat bahwa ketika struktur masyarakat yaitu RT tidak melakukan koordinasi maka akan berpengaruh pada masyarakat lain yaitu warga yang tidak mendapat bantuan pemerintah.

Dalam teori fungsionalisme struktural ini, masyarakat harus dapat mempertahankan stabilitasnya agar tetap berada pada sebuah keseimbangan. Adanya keseimbangan diikuti dengan fungsi dan peran aktor yang berjalan sesuai dengan semestinya dan konsensus yang diwujudkan oleh masyarakat. Namun nyatanya, pada masyarakat tidak selalu berhasil dalam mempertahankan stabilitasnya.

Parsons memberikan solusi agar dapat mempertahankan stabilitas masyarakat tetap harmonis dan berjalan dengan baik yaitu pola atau model AGIL: (A) Adaptation, (G) Goal Attainment, (I) Integration, dan (L) Latensi. Dalam konteks AGIL ini terbagi menjadi 4 subsistem yaitu subsistem ekonomi , politik, sosial dan budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun